Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas baru saja melakukan inspeksi dadakan (sidak) ke Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Jumat (3/2). Dalam kesempatan itu Buwas menyidak tiga gudang pedagang.
Ada temuan, bahwa dua di antaranya diduga melakukan pengemasan ulang ukuran 50 kilogram (kg), beras diecer menjadi 5-20 kg, dan pengoplosan beras Bulog dengan merek lain. Buwas, dalam kesempatan itu mengambil barang bukti, di antaranya sampel beras dan kemasan beras 5 kg.
Salah satu pemilik gudang yang disidak oleh Buwas bernama Steven mengatakan sebenarnya melakukan oplos beras lokal sudah umum atau biasa dilakukan oleh pedagang. Ia membantah jika mengoplos beras Bulog.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Proses mixing itu umum untuk beras lokal. Untuk beras Bulog nggak mixing karena aturannya nggak boleh. Nggak sama sekali ketentuannya tidak boleh mix," ujar Steven saat ditemui sesuai disidak oleh Buwas di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Jumat (3/2/2023).
Temuan selanjutnya, di gudang Steven ada beras yang dijual eceran mulai dari 10-20 kg. Padahal secara aturan, pedagang Pasar Induk Beras Cipinang diwajibkan menjual 50 kg saja.
Menanggapi hal tersebut, Steven mengatakan eceran beras itu merupakan pesanan dari pelanggannya. Tetapi dia mengatakan untuk beras Bulog tak pernah dia ecer.
"Selama ini keluar 50 kg tetapi ada permintaan dari konsumen ada yang minta 10 kg 20 kg. Kalau beras Bulog nggak direpacking, gitu aja," ujarnya.
Kemudian, pedagang selanjutnya yakni pemilik gudang beras bernama Kokom. Ia mengatakan telah lama mengambil CBP Bulog yang dibeli Rp 8.300/kg. Kokom mengaku tak mengganti kemasan beras Bulog.
"Kita jual Rp 8.800. Harus jual downline maksimal Rp 8.900. Dijual ke pedagang eceran di pasar tradisional, biasanya langsung ke konsumen. Packaging tak ada yg diganti karena sudah ada kerja sama dengan Bulog, sudah ada surat pernyataan juga. Jadi kita nggak berani macam macam," tuturnya.
Berlanjut ke halaman berikutnya.
Kokom mengatakan belakangan ini pasokan beras di gudangnya memang minim, bahkan sempat kosong. Biasanya dia mengambil beras Bulog sebayak 100 ton per tiga hari.
"Minggu kemarin aja ada tapi gak sebanyak sekarang. Tapi sekarang juga belum mencukupi. Kita sehari suplai ke pedagang 10 ton 10 ton. Alhamdulillah dengan adanya ini merasa terbantu karena Bulog saat ini mengeluarkan berasnya yang betul-betul premium 5% bagus sekali berasnya," tutupnya.
Sebagai informasi, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menemukan pedagang nakal dengan berbagai modus yang diduga dilakukan untuk menaikan harga beras Bulog. Modus pedagang di antaranya melakukan mengoplos beras, mengemas ulang dengan merek lain, hingga dikemas eceran.
Hal tersebut ditemukan saat melakukan sidak (inspeksi mendadak) ke Gudang Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur. Buwas mengatakan, pedagang yang berani melakukan penyelewengan akan terancam pidana.
Adapun beras Bulog yang digelontorkan ke Pasar Induk Beras Cipinang merupakan cadangan beras pemerintah (CBP). Beras tersebut merupakan milik negara yang digelontorkan untuk berbagai situasi, salah satunya saat komoditas itu harganya meningkat.
"Kaya begini nih, keluar sudah keluar beda karung. Contohnya bisa aja satu dimix satu Bulog. Ada yang mindahin dari karung Bulog ke karung lain, mereka jualnya harga tinggi dong karena dia bilang bukan Bulog," ujar Buwas di Gudang Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur.
(ada/ara)