Macet Bikin Rugi
Pengamat Transportasi Unika Soegijapranata Djoko Setijowarno juga menyoroti pernyataan Yustinus. Menurutnya, kemacetan bukan sebuah tanda pergerakan ekonomi, namun justru sebuah pemborosan yang besar.
Dia mengatakan dengan adanya kemacetan di jalan yang dipicu banyaknya kendaraan pribadi artinya semua orang harus membuang-buang bahan bakar secara percuma. Bukan ekonomi yang bergerak justru ekonomi yang merugikan yang terjadi karena macet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemacetan juga merugikan negara secara besar-besaran, subsidi BBM triliunan rupiah dibakar di tengah kemacetan. Djoko menilai sangat tidak tepat menyebut kemacetan tanda geliat ekonomi.
"Kalau macet kan karena banyak kendaraan pribadi di jalan, kan artinya ini jatuhnya malah pemborosan. BBM-nya berapa? Subsidi BBM berapa triliun dibakar cuma untuk kemacetan. Kurang tepat kalau diglorifikasikan begitu," sebut Djoko ketika dihubungi detikcom.
Djoko juga mengungkapkan diperkirakan kemacetan di Jakarta dan sekitarnya dapat membuat kerugian dalam nominal Rp 71 triliun lebih. Mulai karena pemborosan waktu hingga pemborosan BBM yang terbuang sia-sia.
"Dampak sekarang, kerugian ekonomi akibat kemacetan di Jabodetabek sebesar Rp 71,4 triliun per tahun akibat pemborosan bahan bakar dan waktu hilang. Terjadi pemborosan BBM sebesar 2,2 Juta liter per hari," ungkap Djoko.
(hal/dna)