Bumi Serpong Damai atau BSD City adalah kawasan yang menjadi ikon di Kota Tangerang Selatan. BSD yang sering disebut-sebut sebagai kota mandiri ini jadi wilayah yang begitu tersohor di selatan Jakarta.
Namun di balik megahnya BSD City saat ini, tahukah kamu bahwa ternyata proses pembangunan proyek ini penuh dengan cerita menarik. Mulai dari fakta bahwa dulunya wilayah BSD City adalah hutan karet hingga proyek mangkrak karena krisis ekonomi. Berikut ulasannya
Sejarah BSD
Melansir dari laman bsdtangerang, dikatakan Bumi Serpong Damai atau BSD City ini merupakan bangunan kota yang diresmikan pada tanggal 16 Januari 1989. Di mana pada saat itu pembangunan kota ini diresmikan oleh Mendagri Rudini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum dibangun menjadi sebuah kawasan, wilayah Bumi Serpong Damai ini merupakan sebuah hamparan hutan karet yang sudah tidak produktif lagi.
Saat itu, ketika ingin masuk ke akses tersebut, hanya tersedia jalan tanah. Jalan tersebut tidak beraspal sehingga ketika musim hujan datang akan menjadi sangat becek dan muncul kubangan air, sebaliknya jika musim kemarau datang maka akan ada debu-debu yang berterbangan di jalan tersebut.
Baru kemudian pada 1989, pihak Ciputra membangun sebuah kawasan Bumi Serpong Damai dengan memegang izin lokasi sebesar 6.000 hektare. Lambat laun seiring berjalannya waktu akses untuk masuk ke kawasan ini menjadi mulai terbuka. Pada saat yang bersamaan ini juga dibangun sebuah jalan tol bernama tol Kebun Jeruk-Tangerang-Merak.
Pada proses pembangunannya, saat itu Ciputra tidak bergerak sendiri. Kawasan ini dibangun oleh konsorsium OT BSD yang mana di dalamnya terdiri atas 11 perusahaan swasta dengan total investasi sebesar Rp 3,2 triliun.
Sebanyak 11 perusahaan tersebut terdiri atas perusahaan gabungan seperti kelompok usaha Sinar Mas, Metropolitan, Salim, hingga Pembangunan Jaya.
Letak kawasan ini dari pusat kota relatif jauh, akan tetapi masih bisa dijangkau dengan angkutan umum seperti contohnya bus Patas. Tapi untuk kendaraan umum pada saat itu jumlahnya masih sangat terbatas.
Selama 10 tahun pembangunan berlangsung, nasib buruk menimpa mega proyek ini. Tepatnya pada 1998 saat terjadi krisis moneter, pembangunan kota BSD harus terhenti sementara. Dikabarkan pembangunan BSD ini sempat terhenti kurang lebih selama 5 tahun.
Diambil Alih Sinar Mas
Barulah setelah krisis itu terjadi Sinar Mas membeli saham-saham yang berasal dari BPPN atau Badan Penyehatan Perbankan Nasional dan kemudian menjadi pemilik mayoritas dari saham tersebut. Sinar Mas menjadi pemegang saham mayoritas dari PT Bumi Serpong Damai.
Kemudian sekitar 2003-2004, kepemilikan dari Bumi Serpong Damai mengalami peralihan dan diambil alih oleh grup Sinar Mas. Dari sinilah namanya berubah jadi BSD City, dan mulai 2004 itu, pembangunan di kawasan ini mulai hidup. Sejak saat itu pembangunan di BSD City terus dilakukan hingga menjadi wilayah yang kita kenal seperti saat ini.
(fdl/fdl)