Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin akan mengakhiri jabatan pada 2024. Di tahun tersebut, Jokowi menargetkan angka kemiskinan ekstrem jadi 0%.
Target tersebut disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Keterangan Pers Menteri Terkait Rapat Terbatas di Istana Presiden. Sebagai informasi kemiskinan ekstrem adalah kondisi masyarakat yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, rumah yang layak, sanitasi, hingga akses ke layanan sosial.
"Kemiskinan ekstrem di 2024 yang harus 0%, dan angka kemiskinan di kisaran 6,5% hingga 7,5%, sedangkan stunting di harapkan turun ke 3,8%," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (20/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mencapai ini, Sri Mulyani menyebut perlu usaha tambahan yang keras, dan alokasi anggaran untuk 2023 dan 2024.
Dalam catatan detikcom, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Persentase penduduk miskin pada September 2022 tercatat sebesar 9,57 persen (26,36 juta orang). Angka tersebut meningkat sebesar 0,03 persen poin atau sekitar 0,20 juta orang dibandingkan kondisi Maret 2022.
Namun, jika dibandingkan dengan angka di September 2021, persentase penduduk miskin sebenarnya mengalami penurunan sebesar 0,14 persen poin atau berkurang 0,14 juta orang.
Dikutup dari Sekretariat Kabinet, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan bahwa tingkat kemiskinan ekstrem di Indonesia pada Maret 2022 sebesar 2,04 persen atau 5,59 juta jiwa. Angka itu menurun dari data Maret 2021 yang sebesar 2,14 persen atau 5,8 juta jiwa.
(hns/hns)