Ekspor Pertanian RI Rp 640 T, Mentan: 90% dari Sawit dan Perkebunan Lainnya

Ekspor Pertanian RI Rp 640 T, Mentan: 90% dari Sawit dan Perkebunan Lainnya

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 27 Feb 2023 12:14 WIB
Sejumlah truk pengangkut Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit mengantre untuk pembongkaran di salah satu pabrik minyak kelapa sawit milik PT.Karya Tanah Subur (KTS) Desa Padang Sikabu, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Selasa (17/5/2022). Harga jual Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit tingkat petani sejak dua pekan terakhir mengalami penurunan dari Rp2.850 per kilogram menjadi Rp1.800 sampai Rp1.550 per kilogram, penurunan tersebut pascakebijakan pemeritah terkait larangan ekspor minyak mentah atau crude palm oil (CPO). ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/rwa.
Ilustrasi/Foto: ANTARA FOTO/SYIFA YULINNAS
Jakarta -

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengungkap ekspor pertanian selama 2022 mencapai Rp 640,56 triliun atau naik 3,93% dari 2021. Menurutnya, penyumbang terbanyak dari realisasi ekspor tersebut sebanyak 90% dari perkebunan sawit dan perkebunan lainnya.

"Sawit adalah salah satu strategi yang strategi yang paling dasar, bahkan saat COVID-19, kemarin pertumbuhan ekspor (perkebunan) kita di atas Rp 600 triliun, 90% di tangan sawit dan perkebunan yang lain," ungkapnya dalam Rakornas Kelapa Sawit 2023, di Hotel Pullman Central Park, Jakarta, Senin (27/2/2023).

Namun, berkaitan dengan sawit, ia juga menyayangkan realisasi program peremajaan sawit rakyat (PSR) yang masih rendah. Syahrul pun mendorong agar persyaratan untuk mendapatkan subsidi PSR tidak terlalu banyak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai informasi, PSR ini melibatkan kementerian dan lembaga (K/L), di antaranya Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian ATR/BPN, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

"Dari saya masuk hampir di atas 16 atau 19 aturan. Sekarang tinggal 2-3. Apa sih kita, jangan bikin repot sendiri, akhirnya aturannya banyak kita lewati kita kena lg. Ya pak bupati, ya pak dirjen, ngomonglah dengan Musdalifah turun tangan sama-sama kita kerjakan, masa 200.000 ha nggak bisa," tutur Syahrul.

ADVERTISEMENT

Sebagai informasi, pada 2022 nilai ekspor komoditas perkebunan mencapai sebesar Rp 577,17 triliun, dan berkontribusi sebesar 92,34% dari total nilai ekspor komoditas pertanian.

Meskipun ini didominasi oleh CPO dan turunannya, komoditas unggulan lainnya seperti kopi, kelapa, rempah-rempah dan kakao juga sudah menunjukkan peningkatan nilai ekspor yang cukup signifikan.




(ada/ara)

Hide Ads