BPS Waspadai Inflasi Tinggi Jelang Ramadhan

BPS Waspadai Inflasi Tinggi Jelang Ramadhan

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 01 Mar 2023 14:06 WIB
Gedung BPS
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) meminta pemerintah mewaspadai terjadinya lonjakan inflasi pada bulan Ramadhan. Sebagaimana diketahui, tidak lama lagi umat muslim di seluruh dunia akan memasuki bulan suci Ramadhan.

"Tingkat inflasi patut diwaspadai karena kecenderungannya lebih tinggi pada bulan-bulan Ramadhan," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers, Rabu (1/3/2023).

Pudji mengatakan inflasi pada bulan Ramadhan perlu dikelola dengan mengendalikan harga-harga komoditas yang kemungkinan dominan mendorong inflasi. Komoditas tersebut di antaranya bahan bakar rumah tangga, minyak goreng, hingga daging ayam ras.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Komoditas yang kemungkinan akan dominan mendorong inflasi (pada bulan Ramadhan) di antaranya adalah bahan bakar rumah tangga, minyak goreng, daging ayam ras dan beberapa komoditas lainnya," tuturnya.

Berdasarkan pengalaman sebelumnya, pada bulan Ramadhan 2019 yang jatuh pada Mei mengalami inflasi sebesar 0,68%. Hal itu utamanya didorong oleh kenaikan harga komoditas cabai merah 0,10%, daging ayam ras dan bawang putih 0,05%, ikan segar dan angkutan antar kota 0,04%, serta telur ayam ras 0,02%.

ADVERTISEMENT

Pada bulan Ramadhan 2020 yang jatuh pada April juga terjadi inflasi sebesar 0,08%. Itu didorong oleh kenaikan harga komoditas bawang merah 0,08%, emas perhiasan 0,06%, gula pasir 0,02%, bahan bakar rumah tangga, pepaya dan rokok kretek filter 0,01%.

Kemudian pada bulan Ramadhan 2021 yang jatuh pada April terjadi inflasi sebesar 0,13%. Hal itu utamanya didorong oleh kenaikan harga komoditas daging ayam ras 0,06%, serta 0,01% untuk minyak goreng, jeruk, bahan bakar rumah, emas perhiasan dan anggur.

Inflasi tertinggi jatuh pada bulan Ramadhan 2022 di mana terjadi inflasi sebesar 0,95% pada April. Itu utamanya didorong oleh kenaikan harga komoditas minyak goreng 0,19%, bensin 0,16%, daging ayam ras 0,09%, tarif angkutan udara 0,08%, bahan bakar rumah tangga 0,03% dan telur ayam ras 0,02%.

Pada Februari 2023 sendiri BPS telah mengumumkan inflasi sebesar 0,16% secara bulanan (month to month/mtm) dan 5,47% secara tahunan (year on year/yoy). Secara tahun kalender, terjadi inflasi sebesar 0,50%.

(aid/dna)

Hide Ads