Pandemi COVID-19 sempat melanda dunia kurang lebih selama 3 tahun. Kondisi ini sempat membuat perubahan besar, terutama di dunia pekerjaan. Kini setelah semua berangsur-angsur pulih, masyarakat kembali mendapat tekanan dari inflasi global.
CNBC Woman at Work Survey, dikutip Kamis (2/3/2023), pada bulan Februari dilakukan survei nasional terhadap 10.278 orang dan 5.000 di antaranya adalah wanita. Hasilnya, didapatkan bahwa kondisi penurunan ekonomi global berdampak terhadap banyak pekerja wanita.
Sebanyak 46% pekerja wanita mengatakan penurunan kondisi ekonomi belum tentu mendorong perubahan di tempat kerjanya dan 27% mengatakan dalam beberapa tahun terakhir mereka telah bekerja lebih lama. Sementara itu, rasa takut akan resesi mendorong 15% wanita untuk meminta kenaikan gaji, dan 10% lainnya menunda untuk meminta kenaikan gaji.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, sebanyak 2/3 di antaranya mengaku telah bertahan di posisinya selama 12 bulan, sementara 1/3 sisanya mengaku telah memutuskan berhenti dari pekerjaannya. Dengan angka resign yang begitu tinggi beberapa waktu ke belakang, ketidakpastian ekonomi menyebabkan banyak wanita yang menyesal berhenti dari pekerjaannya.
Baca juga: Banyak Orang Kaya Dulunya Lakukan Ini |
Adapun alasan utama para wanita yang mempertimbangkan untuk mengajukan resign adalah untuk mendapat gaji yang lebih tinggi, 56% responden menyebutnya demikian. Kemudian 51% mengatakan tujuannya untuk mengurangi stres, 48% untuk keseimbangan kerja, 35% peningkatan karir, dan 13% memulai usaha sendiri.
Sementara itu, alasan utama bagi mereka yang sudah meninggalkan pekerjaannya pada tahun lalu, antara lain mengharapkan gaji yang lebih tinggi 36%, peningkatan karier 39%, dan keseimbangan hidup kerja 45%.
Alasan lainnya wanita meninggalkan pekerjaannya selama pandemi ialah 27% mengatakan mereka memilih untuk merawat anak-anak atau orang tuanya, dan kewalahan dengan pekerjaannya. Kemudian 41% wanita lainnya masih mempertimbangkan untuk berhenti dengan alasan stres kerja.
Tidak hanya itu, tidak sedikit yang melaporkan peningkatan jam kerja setiap minggunya selama beberapa waktu terakhir dibandingkan setahun sebelumnya. Akibatnya, 56% mengatakan mereka terlalu stres hingga kesehatan mental mereka terganggu. Stres ini tidak hanya berhubungan dengan pekerjaan, tetapi juga kekhawatiran ekonomi hingga mendorong diri untuk bisa mendapatkan penghasilan lebih.
Di tengah kondisi stres dalam lingkungan kerja pasca-Covid, tingkat ambisi wanita tercatat tetap cukup konsisten dibandingkan tahun lalu. Meskipun di bawah sedikit dari tingkat pandemi awal, 48% wanita menggambarkan diri mereka sangat ambisius.
Lihat juga Video 'Mayoritas Wanita Korsel Anggap Menikah-Punya Anak 'Tidak Penting'':