Neraca Perdagangan RI Ditargetkan Surplus US$ 47 M di 2024, Ini Caranya

Neraca Perdagangan RI Ditargetkan Surplus US$ 47 M di 2024, Ini Caranya

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 03 Mar 2023 09:11 WIB
Neraca perdagangan pada Oktober 2017 tercatat surplus US$ 900 juta, dengan raihan ekspor US$ 15,09 miliar dan impor US$ 14,19 miliar.
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy
Bandar Lampung -

Kementerian Perdagangan memiliki sejumlah strategi untuk mendorong peningkatan daya saing ekspor dalam mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Apa saja tuh?

Sekretaris Jenderal Kemendag Suhanto menjelaskan pihaknya akan mendorong partisipasi Indonesia dalam rantai nilai global melalui penguatan infrastruktur mutu ekspor, memfasilitasi Usaha Kecil Menengah (UKM) produsen, dan dukungan fasilitasi perdagangan dalam mendorong investasi terkait hilirisasi.

"Kemudian penguatan daya saing di pasar tujuan ekspor juga menjadi prioritas dengan mempertahankan pasar utama tujuan ekspor serta memperluas ekspor ke pasar nontradisional melalui optimalisasi pasar China dan India serta penetrasi ke pasar Afrika, Timur Tengah, Asia Selatan, dan Amerika Latin," kata dia dalam penutupan Raker Kemendag di Novotel Lampung, Kamis (2/3/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menyebutkan penguatan pasar ekspor juga akan didukung dengan percepatan penyelesaian perjanjian perdagangan serta peningkatan pemanfaatan perjanjian perdagangan. Implementasi program kebijakan prioritas tersebut akan didukung oleh kebijakan strategis lainnya berupa pemanfaatan teknologi digital dan online channel, optimalisasi imbal dagang, penguatan diplomasi perdagangan, penyelesaian hambatan perdagangan dan penanganan sengketa, serta pengaturan impor dalam rangka hilirisasi dan ketahanan ekonomi.

Kementerian Perdagangan menetapkan indikator sasaran pertumbuhan ekspor nonmigas sebesar 3,3-4,5% menjadi US$ 295,6-303,9 miliar pada 2024. Kementerian Perdagangan juga mentargetkan pertumbuhan ekspor riil barang dan jasa naik sebesar 7,0% menjadi Rp 3.437 Triliun dan rasio ekspor jasa terhadap PDB ditargetkan sebesar 1,8-2,0% pada 2024.

ADVERTISEMENT

Suhanto menambahkan untuk neraca perdagangan ditargetkan mengalami surplus US$ 22,5-47,1 miliar pada 2024. Kementerian Perdagangan akan meningkatkan ekspor produk bernilai tambah dan berkelanjutan melalui promosi perdagangan, penguatan informasi ekspor, redesign program pelatihan ekspor, kebijakan hirilisasi ekspor, dan kebijakan perdagangan hijau.

Dia mengungkapkan Indonesia masih harus mewaspadai perlambatan perekonomian global dan ancaman resesi serta kendala yang dapat mempengaruhi kinerja ekspor nasional, diantaranya kemungkinan terjadinya penurunan permintaan pasar, kemungkinan terjadinya penurunan industri padat karya yang berorientasi ekspor, serta potensi terjadinya 6 resesi di negara-negara lain di luar China, AS dan Uni Eropa.




(kil/ara)

Hide Ads