Badai PHK di Mana-mana, Hanya Sektor Ini yang Diprediksi Aman

Badai PHK di Mana-mana, Hanya Sektor Ini yang Diprediksi Aman

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Jumat, 03 Mar 2023 09:34 WIB
Ilustrasi pria di-PHK
Ilustrasi/Foto: iStock
Jakarta -

Badai PHK disebut masih akan terus berlanjut menyasar sejumlah sektor. Namun, ada satu sektor yang diprediksi 'aman' dari PHK, apa saja?

Para ahli menyebut pekerjaan keamanan siber yang akan aman dari gelombang PHK. Bahkan dapat meningkat selama gejolak ekonomi.

Manajer Umum Teknologi Randstad Singapura, Daljit Sall mengatakan keamanan dunia maya sangat penting dalam mengurangi risiko serangan dunia maya, terutama pada saat ketidakstabilan keuangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menghadapi pelanggaran keamanan dunia maya yang serius dapat terbukti menghancurkan secara finansial dalam skenario seperti itu misalnya, jika mereka harus membayar denda atau membayar biaya serangan ransomware," ujar Sall dilansir CNBC, Jumat (3/3/2023).

Di sisi lain menurut Sall, ada sejumlah organisasi mungkin menjadi lebih rentan PHK selama resesi karena mereka memiliki lebih sedikit sumber daya sehingga menjadikan mereka sasaran yang lebih rentan.

ADVERTISEMENT

Sejalan dengan hal tersebut, penelitian ISC2 menunjukkan, sebanyak 1.000 eksekutif C-suite di lima negara antara lain Jerman, Jepang, Singapura, Inggris, dan AS, hampir setengah dari eksekutif tingkat atas mengatakan mereka sangat mungkin melakukan PHK karena antisipasi resesi tahun ini. Namun, hanya 10% organisasi yang kemungkinan memangkas pekerjaan di bidang keamanan siber, dibandingkan dengan rata-rata 20% di bidang lain.

Di Singapura, 68% organisasi sangat percaya bahwa PHK akan diperlukan karena ekonomi melambat, kata ISC2, organisasi nirlaba global dan asosiasi terbesar profesional keamanan siber bersertifikat. Namun, hanya 15% yang kemungkinan berhenti bekerja di bidang keamanan siber, dibandingkan dengan sektor lain seperti sumber daya manusia (32%) dan pemasaran (28%).

Permintaan SDM siber bisa meningkat. Cek halaman berikutnya.

Kepala Redaksi APAC LinkedIn Pooja Chhabria mengatakan, permintaan untuk peran di bidang keamanan siber kemungkinan besar akan meningkat karena kompleksitas serangan dunia maya semakin meningkat dalam skala dan cakupan tertentu.

"Temuan ini menunjukkan bahwa para pemimpin tidak lagi memandang keamanan siber sebagai fungsi yang bagus untuk dimiliki saat anggaran tersedia, melainkan sebagai aset penting dan kritis yang memberikan nilai," imbuhnya.

Jumlah serangan siber telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir karena pekerjaan jarak jauh yang didorong oleh pandemi dan masalah politik. Misalnya, sejak dimulainya perang Rusia-Ukraina, serangan phishing berbasis Rusia terhadap alamat email bisnis asal Eropa dan AS telah meningkat delapan kali lipat,menurut laporan tahun 2023.

Berdasarkan survei ISC2, 42% mengatakan keamanan siber menjadi hal yang paling diantisipasi perusahaan lewat peningkatan staf. Di posisi ke dua, ada pegawai pemasaran dan pegawai penjualan yang menjadi prioritas 28% perusahaan.

Di sisi lain, sektor keamanan siber juga tidak kebal.Survei Citi pada November 2022 menyebut terhadap pejabat di perusahaan teknologi tinggi menunjukkan, diperkirakan anggaran TI mereka hanya akan tumbuh sebesar 1,8% selama 12 bulan ke depan.

Kondisi ini melanjutkan tren penurunan sejak September 2021 yang mencapai 5,6%. Meskipun demikian, keamanan siber tetap menjadi prioritas utama dengan selisih yang cukup jauh dalam anggaran TI.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Menkominfo soal Badai PHK di Perusahaan Teknologi"
[Gambas:Video 20detik]
(ara/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads