Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan impor kereta bekas yang selama ini dilakukan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) adalah kesalahan. Ke depannya praktik impor kereta bekas harus dikurangi, bahkan kalau perlu ditiadakan.
Selanjutnya pembelian kereta hanya dari produksi dalam negeri.
"Jadi ini nggak boleh buat kesalahan-kesalahan seperti ini lagi. Dulu impor barang bekas, masak sekarang mau impor barang bekas lagi? Jadi kita bilang kenapa nggak buat perencanaan untuk tidak impor," ungkap Luhut ketika ditemui di kantornya, bilangan Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (3/3/2023).
Menurutnya konsekuensi meninggalkan kereta impor adalah membeli kereta baru yang harganya akan lebih mahal. Namun, meski mahal dia yakin hal tersebut dapat memicu perkembangan ekonomi dan industri di tanah air.
"Memang mungkin sedikit mahal, tapi uangnya berputar dalam negeri," ujar Luhut.
Sebagai opsi lain, apabila industri dalam negeri belum mampu untuk memenuhi permintaan kereta baru, Luhut bilang impor bisa saja dilakukan. Hanya saja, dia mau impor KRL dilakukan dengan baik dan tidak serampangan.
Kalau perlu, sebelum impor dilakukan Luhut bilang pihaknya ingin ada audit mendalam pada prosesnya. Termasuk memastikan siapa penjualnya hingga berapa harganya. Auditnya pun harus dilakukan langsung oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
"Kalau masalah waktu ndak bisa (kurangi impor), kita mau kirim BPKP untuk melakukan audit dulu barangnya. Jadi nggak dibeli dari tangan ketiga, nanti harganya supaya harga yang benar. Jangan sampai ada penyimpangan-penyimpangan harga," ungkap Luhut.
KCI mau beli kereta buatan INKA. Langsung klik halaman berikutnya
(hal/hns)