Duh! Curah Hujan Tinggi Bisa Ganggu Pasokan-Harga Pangan Jelang Ramadan

Duh! Curah Hujan Tinggi Bisa Ganggu Pasokan-Harga Pangan Jelang Ramadan

Anisa Indraini - detikFinance
Minggu, 05 Mar 2023 22:00 WIB
Tanaman cabai busuk diserang hama
Foto: Deden Rahadian
Jakarta -

Badan Pangan Nasional (Bapanas) memperkirakan pasokan pangan jelang Ramadan atau periode Januari-April 2023 dalam kondisi aman. Hanya saja tingginya curah hujan bisa membuat pasokan terkoreksi dan berimbas pada kenaikan harga.

"Kita melihat beberapa hari ini curah hujan sangat tinggi, jadi ini harus kita waspadai. Bisa saja akan menghambat prediksi kita surplus, bisa saja akan berkurang dari sisi data surplus yang kita miliki," kata Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa di Kick Off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan 2023 secara virtual, Minggu (5/3/2023).

Selain itu, pemberantasan hama menjadi kendala untuk stok pangan jelang Ramadan. "Beberapa waktu lalu saya ketemu dengan petani, ada hama yang masuk. Ini juga kita harus waspadai sehingga produksi kita atau surplus yang kita cadangkan atau kita catat ini mungkin bisa terkoreksi," ujar Ketut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan data Bapanas, stok beras sampai akhir April 2023 diprediksi mencapai 9,1 juta ton. Sementara jagung 5,95 juta ton, kedelai 224.289 ton, bawang merah 15.875 ton, bawang putih 5.928 ton, cabai besar 62.842 ton, cabai rawit 62.426 ton, daging lembu 58.164 ton, daging ayam ras 236.365 ton, telur ayam ras 1.046 ton, gula konsumsi 562.114 ton dan minyak goreng 352.867 ton.

"Secara prinsip dalam rangka menghadapi bulan suci Ramadan dan Lebaran ketersediaannya masih sangat cukup, namun demikian tantangannya adalah harga-harga," ucap Ketut.

ADVERTISEMENT

Ketut mengungkapkan strategi jangka pendek untuk menghadapi kenaikan harga dan menjaga inflasi yakni kolaborasi dengan penguatan gerakan pangan murah, fasilitasi distribusi dari daerah surplus ke daerah defisit, dan pengawasan.

Strategi jangka menengah yakni memberi bantuan bibit seperti gerakan tanam cabai dan sebagainya. Sementara jangka panjang adalah menyiapkan peraturan terkait sistem distribusi.

"Kami sedang menyiapkan sistem sehingga kita wajibkan ke depan siapa yang memproduksi apa, siapa yang mendistribusikan, kemudian hilirnya di mana sehingga ini akan tertata harganya. Selama ini kita hanya mengatur harga di tingkat hulu, kemudian kita mengatur di tingkat hilir, di tengah kita tidak atur sehingga kita akan mengatur bagaimana terkait Margin Penjualan dan Pengangkutan (MPP)," bebernya.

(aid/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads