Pupuk Kaltim (PKT) telah mempersiapkan langkah untuk menjaga pasokan di musim tanam yang berlangsung pada Maret 2023 ini. Hal itu dilakukan agar stok pangan nasional mampu tercukupi di tengah situasi global yang begitu dinamis.
"Menjelang musim tanam Maret 2023, PKT akan mendukung penuh ketercukupan pupuk di gudang-gudang distribusi dan memastikan bahwa pupuk-pupuk tersedia bagi para petani yang membutuhkan," kata SVP Transformasi Bisnis PKT Wisnu Ramadhani dalam keterangan tertulis, Jumat (3/3/2023).
Ia mengatakan untuk memastikan stok pupuk aman, pihaknya pun memberikan perhatian kepada proses distribusinya. Sebab distribusi yang baik bisa memberikan dampak positif terhadap ketersediaan pupuk di musim tanam Maret 2023.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wisnu menyebutkan proses pendistribusian dari pabrik dimulai dengan memastikan ketersediaan gudang. Saat ini, Pupuk Kaltim memiliki 137 gudang berstatus sewa. Adapun lokasi gudang tersebar di sejumlah wilayah seperti Kalimantan, Sulawesi, NTB, Surabaya, Semarang, Medan, Dumai, dan NTT.
Selain itu, pihaknya juga berencana akan membangun pabrik di Papua Barat. Menurutnya, langkah tersebut dilakukan untuk menjaga produksi Pupuk Kaltim dan memastikan ketersediaan stok di wilayah Timur.
"Untuk menunjang proses distribusi, kami ada 137 gudang sewa dan pengelola stok. Kami tidak punya gudang sendiri. Jadi setiap gudang kita sewa dan ini lebih hemat daripada membuat gudang sendiri," jelasnya.
Tak hanya sewa, pihaknya turut melibatkan sejumlah pihak agar mampu mengatur ketersediaan stok di setiap gudang. Sebab ketersediaan stok merupakan hal begitu krusial dalam pengelolaan gudang.
"Kita bekerja sama dengan entitas-entitas di bawah Pupuk Indonesia Grup untuk melakukan pengelolaan gudang," ungkapnya.
Adapun untuk mendistribusikan stok pupuk, pihaknya memanfaatkan moda transportasi laut. Menurutnya, moda transportasi laut begitu membantu Pupuk Kaltim dalam melakukan proses pendistribusian.
"Kita juga ada fasilitas angkutan laut dalam bentuk curah, kantong, atau kontainer dari Bontang," tuturnya.
Ia menjelaskan titik utama proses distribusi Pupuk Kaltim yakni berawal dari Bontang kemudian disebar ke sejumlah daerah seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, NTT, Maluku, dan Papua.
"Pupuk atau amoniak dikirim dari Bontang ke berbagai pelabuhan tujuan di hampir 2/3 wilayah Indonesia," ungkapnya.
Sementara untuk proses distribusi pupuk curah, pihaknya terlebih dahulu mengirim pupuk dari Bontang ke Surabaya, Jawa Timur. Sesampainya di Jawa Timur, pupuk curah dilakukan pengantongan agar mempercepat proses pengantongan. Jika sudah maka pupuk siap dikirim ke sejumlah daerah seperti Nusa Tenggara.
"Proses pengantongan kami lakukan (di Surabaya) jika sudah pupuk tersebut dikirim ke sejumlah daerah di Nusa Tenggara. Pengantongan dilakukan di Surabaya untuk mempercepat arus barang. Karena kalau dari Bontang semua (dilakukan proses pengantongan) proses pembongkarannya cukup lama. Makanya kami kirim dalam bentuk curah ke daerah," ungkapnya.
Ketika pupuk sudah sampai pelabuhan di daerah, pihaknya memanfaatkan angkutan darat agar untuk mengirim barang sampai gudang.
"Kita juga berkontrak dengan angkutan darat," jelasnya.
Ia menjelaskan untuk memastikan proses pendistribusian berjalan dengan baik, pihaknya gencar melakukan rapat koordinasi S&OP. Rapat tersebut membahas terkait persiapan, kapasitas produksi, pemaparan situasi, identifikasi supply demand, dan menghadirkan keputusan.
"Kami memastikan pupuk-pupuk bisa dikirim ke daerah lini 3 dengan rutin melakukan rapat S&OP. Rapat ini rutin dilakukan setiap bulan untuk melakukan perencanaan pengiriman 3 bulan ke depan. Kami (Pupuk Kaltim) juga berkoordinasi dengan teman-teman Pupuk Indonesia, tim produksi, dan tim distribusi. Untuk merencanakan berapa kebutuhan dari setiap provinsi," jelasnya.
Ia menyebutkan untuk ketersediaan stok saat ini sudah aman dari berbagai jenis pupuk seperti urea bersubsidi atau non subsidi dan NPK formula khusus.
"Adapun stok pupuk yang kami persiapkan untuk musim tanam Maret 2023 ini adalah sebesar 172.433 ton stok pupuk urea bersubsidi dan 7.320 ton NPK formula khusus, serta 342.553 ton pupuk urea non subsidi dan 36.056 NPK non subsidi (Per 28 Februari 2023). Seluruh stok ini terjamin tersedia di wilayah-wilayah yang menjadi tanggung jawab PKT," tutupnya.
(ega/ega)