Hitung-hitungan Penumpang yang Telantar Jika Impor KRL Bekas Jepang Batal

Hitung-hitungan Penumpang yang Telantar Jika Impor KRL Bekas Jepang Batal

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 06 Mar 2023 17:27 WIB
Komunitas pengguna KRL atau akrab disebut anak kereta (anker) mengkritik pilar-pilar di dalam Stasiun Manggarai terlalu besar. Pilar itu dinilai mengganggu lalu lalang penumpang.
Ilustrasi/Foto: Pradita Utama
Bandung -

PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) berencana mengimpor KRL bekas Jepang untuk mengganti kereta yang pensiun. Jika impor tidak dilakukan, maka kapasitas angkut kereta akan berkurang.

Saat ditanya potensi penumpang yang terlantar, VP Public Relations PT KAI (Persero) Joni Martinus mengatakan, tiap gerbong kereta mengangkut 175 penumpang. Banyaknya penumpang yang tidak terangkut dikalikan jumlah gerbong dalam satu rangkaian dan jumlah perjalanan kereta.

"Kapasitas angkut 1 gerbong itu bisa mencapai 175 lebih kurang. Artinya ya tinggal kita berhitung aja ketika satu rangkaian beberapa gerbong dikali satu gerbong, totalnya berapa. Kemudian gerbong itu secara simultan bolak-balik bisa puluhan ribu penumpang yang bisa diangkut gerbong itu," paparnya di Bandung, Senin (6/3/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Joni mengatakan, impor KRL bekas Jepang dilakukan karena terkait kapasitas angkut. Pihaknya tak ingin mobilitas masyarakat terganggu.

"Karena itu terkait dengan kapasitas angkut. Kita pengin mobilitas masyarakat itu tidak terganggu, pelayanan tetap baik. Kita tahu sendiri kebutuhan masyarakat terhadap KRL sangat tinggi maka tentu kita harus menjaga," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba menjelaskan pada tahun ini ada 10 rangkaian kereta yang harus pensiun. Sementara itu pada 2024 ada 19 rangkaian lagi yang harus pensiun.

Cuma yang mendesak adalah untuk menggantikan 10 rangkaian kereta yang pensiun tahun ini. Kereta yang diimpor bukan untuk menambah kapasitas kereta yang dioperasikan, namun hanya mengganti beberapa kereta yang pensiun saja, sehingga armada KCI tidak berkurang.

"Ada yang butuh konservasi. Ini yang butuh support, supaya kereta eksisting tidak berkurang," ungkap Anne ketika ditemui di kantornya, Stasiun Juanda, Jakarta Pusat, Senin (27/2).

(acd/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads