Ekonomi global disebut masih dibayangi ketidakpastian. Namun, ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh karena momentum perekonomian mulai membaik.
Direktur Group Riset Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Herman Saherudin mengungkapkan ada lima faktor pendorong pertumbuhan ekonomi, komponen yang paling besar persentasenya adalah konsumsi domestik. Upaya menjaga pertumbuhan ekonomi nasional di tahun penuh tantangan ini adalah dengan meningkatkan konsumsi masyarakat.
"Artinya, kita bisa menjaga momentum pertumbuhan ekonomi jika konsumsinya cukup," ujar Herman, ditulis Jumat (10/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Herman mengatakan, saat ini konsumsi masyarakat setelah PPKM sudah pulih, tanpa melihat grafik, hal tersebut secara kasat mata bisa dilihat dari keseharian masyarakat dimana saat inipendemi bisa dikatakan sudah jadi endemi, meski belum ada pengumuman resmi WHO.
"Aktivitas ekonomi sudah pulih, mall, bioskop, traveling, artinya konsumsi masyarakat telah pulih. Simpanan masyarakat perseorangan growth-nya sudah mulai ternomalisasi, dimana porsi konsumsi dan porsi simpanan/tabungan masyaakat itu balance," jelas Herman.
Dia menyebut selain konsumsi domestik yang menyumbang 50% dari pertumbuhan ekonomi harus didukung oleh dunia usaha. Dunia usaha harus didorong untuk meningkatkan investasi mereka.
Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah mengatakan bahwa masyarakat Indonesia termasuk di dalamnya dunia usaha tidak perlu khawatir akan ancaman resesi. "Kita nggak perlu khawatir di tahun 2023 ini, artinya, tidak akan ada resesi di tahun 2023," ujar Piter.
Ia menyebut bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh 4,8%, sementara dirinya pribadi memperkirakan 4,75% sampai 5,25%. Artinya, kata Piter tahun ini perekonomian Indonesia akan tumbuh baik, karena ekonomi Indonesia tidak tergantung kepada global.
"Global boleh saja resesi, tapi Indonesia tidak akan resesi,kenapa karena pertumbuhan kita lebih ditentukan oleh domestic demand," tegasnya.
Herman menambahkan, Indonesia bisa masuk resesi jika domestik demand-nya terpengaruh, seperti saat Indonesia mengalami pandemi, di mana pergerakan masyarakat terhenti akibat kebijakan PPKM.
Ada bayang-bayang inflasi. Cek halaman berikutnya.
Simak Video "Jokowi Minta Masyarakat Belanja Sebanyak-banyaknya!"
[Gambas:Video 20detik]