Bangkrut, Ini Profil Silicon Valley Bank yang Bikin Panik Banyak Startup

Bangkrut, Ini Profil Silicon Valley Bank yang Bikin Panik Banyak Startup

Ahmad Syahri Wijayanto - detikFinance
Senin, 13 Mar 2023 18:34 WIB
SANTA CLARA, CALIFORNIA - MARCH 10: A worker (C) tells people that the Silicon Valley Bank (SVB) headquarters is closed on March 10, 2023 in Santa Clara, California. Silicon Valley Bank was shut down on Friday morning by California regulators and was put in control of the U.S. Federal Deposit Insurance Corporation. Prior to being shut down by regulators, shares of SVB were halted Friday morning after falling more than 60% in premarket trading following a 60% declined on Thursday when the bank sold off a portfolio of US Treasuries and $1.75 billion in shares to cover  declining customer deposits. (Photo by Justin Sullivan/Getty Images)
Foto: Getty Images/Justin Sullivan
Jakarta -

Silicon Valley Bank (SVB) telah dinyatakan bangkrut. Hal ini menjadi kegagalan terbesar dalam dunia perbankan di Amerika Serikat (AS) yang kembali terjadi setelah sekian lama, atau setelah bangkrutnya Bank Washington Mutul pada tahun 2008.

Dikutip dari CNN, Senin (13/3/2023), SVB mengalami masalah klasik yaitu Bank Run, atau penarikan dana besar-besaran oleh masyarakat. Namun ada versi lebih panjang dan rumit yang menyebabkan SVB bankrut.

Bankrutnya SVB bermula saat Federal Reserve (The Fed) mulai menaikkan suku bunga setahun lalu untuk menjinakkan inflasi. The Fed bergerak agresif, menyebabkan naiknya biaya pinjaman, hingga melemahkan momentum saham teknologi yang selama ini menguntungkan SVB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi SVB bukan satu-satunya perusahaan yang mengalami hal seperti itu. Menurut laporan Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC), pada akhir 2022 perbankan di AS mengalami kerugian rata-rata sebesar U$ 620 miliar atau sekitar Rp 9,517 triliun (Kurs Rp 15.300).

Sedikit informasi, FDIC adalah pihak yang ditunjuk untuk mengambil alih SVB sebelum SVB dinyatakan bangkrut. FDIC bertindak sebagai penerima yang biasanya akan melikuidasi aset bank untuk membayar kembali pelanggannya, termasuk deposan dan kreditur.

ADVERTISEMENT

SVB didirikan tahun 1983. SVB menyasar pembiayaan untuk perusahaan perintis alias perusahaan baru alias startup. Bank ini menyediakan jasa pembiayaan untuk hampir setengah dari perusahaan teknologi dan perusahaan kesehatan di seluruh dunia.

Meskipun tidak terlalu dikenal, SVB termasuk di antara 20 bank komersial AS kelas kakap. FDIC mencatat total asetnya mencapai US$ 209 miliar atau sekitar Rp 3,221 triliun pada akhir tahun lalu.

Bank ini dicetus oleh pengusaha Silicon Valley itu sendiri bernama Bob Medearis dan Bill Biggerstaff. CEO pertama SVB adalah Roger Smith yang membuka kantor pertamanya di North First Street di San Jose, California, AS.

Dikutip dari situs resmi perusahaan, Senin (13/3/2023), perusahaan melakukan ekspansi perusahaan di AS dengan membuka 15 kantor baru sejak tahun 1996. Hingga kini, SVB sudah mempunyai 29 kantor internasional yang tersebar di Amerika Serikat, India, Inggris, Israel, Kanada, Cina, Jerman, Hong Kong, Irlandia, Denmark, dan Swedia.

Pada awal berdirinya bank tersebut, aset perusahaan hanya sebesar US$18 juta atau setara dengan Rp 276 miliar di bawah kepemimpinan Smith (1983-1992), perusahaan melayani pasar yang diabaikan, di mana saat itu jasa keuangan diharuskan menunjukkan aset dan laba demi dianggap layak mengajukan kredit.

Pada tahun 2011, Greg Becker mengambil alih perusahaan. Di bawah kepemimpinannya, SVB mempunyai 4 sektor bisnis utama yakni sektor inovasi, yakni perbankan komersial global, modal ventura dan investasi kredit, perbankan swasta dan manajemen kekayaan, dan perbankan investasi.

Pada kuartal akhir tahun 2022, SVB melaporkan aset sebesar US$ 212 miliar setara Rp 3.257 triliun. Dimana jumlah deposito di SVB mencapai sekitar US$175,4 miliar atau setara Rp 2.712 triliun.

SVB juga melaporkan bentuk pinjaman sebesar US$ 74 miliar atau setara Rp 1.137 triliun dan jumlah uang para nasabahnya mencapai US$342 miliar atau Rp 5.255 triliun. Kini, pemerintah AS memutuskan melakukan bail out SVB. Dengan begitu, semua uang nasabah sekitar Rp 2.712 triliun yang nyangkut akan dikembalikan dalam waktu dekat.

(fdl/fdl)

Hide Ads