Pemegang saham Adidas resah setelah perusahaan pakaian olahraga asal Jerman itu mengakhiri kerja sama dengan Ye atau Kanye West. Keputusan itu bisa mengurangi pendapatan 1,2 miliar euro atau sekitar Rp 19,5 triliun (kurs Rp 16.253).
Adidas mengakhiri kerja sama dengan Kanye West pada Oktober 2022 setelah rapper tersebut berulang kali membuat komentar antisemitisme di Twitter. Antisetisme sendiri merupakan sikap permusuhan atau bentuk ketidaksukaan terhadap kaum Yahudi.
Nilai kerugian Adidas berasal dari hilangnya penjualan sepatu Yeezy (kolaborasi dengan Kanye West). Itu merupakan salah satu penghasil utama perusahaan dan menyumbang sekitar 7% dari seluruh penjualan pada 2022.
Hilangnya pendapatan tersebut meningkatkan risiko bahwa Adidas akan gagal bayar obligasi menurut analis kredit S&P.
"Adidas menghadapi banyak tantangan bisnis, termasuk pemutusan kemitraan Yeezy," kata S&P dikutip dari Business Insider, Senin (13/3/2023).
Pemegang saham Adidas juga akan menerima dividen lebih rendah. Perusahaan memangkas dividen 2022 sebesar 79% menjadi 70 sen euro per saham.
Tak hanya itu, Adidas juga menghadapi persoalan bahwa pangsa pasarnya direbut oleh kompetitor Nike.
"Mereka (Adidas) harus mengejar dengan cepat atau berisiko tertinggal dan tidak pernah mengalahkan Nike," ujar Ahli Strategi Ekuitas Utama Saxo Bank, Peter Garnry.
(aid/dna)