Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia harus tembus 6% apabila mau terlepas dari jebakan negara berpenghasilan menengah alias middle income trap.
Oleh sebab itu, pemerintah terus melakukan berbagai upaya demi mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Dalam skenario yang disusun Bappenas, pertumbuhan ekonomi Indonesia harus mencapai 6% agar kita mampu graduasi dari jebakan negara berpenghasilan menengah atau middle income trap. Karena kita sudah lebih dari 30 tahun di middle income trap," ujar Suharso dalam Keterangan Pers di Kantor Presiden, Selasa (28/3/2023), dikutip dari kanal Youtube Sekretariat Presiden.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain Suharso mengatakan pergerakan pertumbuhan Indonesia ini terbilang cukup lambat dan belum bergerak secara efektif. Salah satu penyebabnya karena produktivitas cenderung menurun.
"Kalau lihat labor productivity untuk setiap pekerja di Indonesia dalam satuan US$ itu rendah dibandingkan negara-negara industri lainnya," ujar Suharso.
Selain itu, masih adan ketimpangan atas pendapatan per kapita tiap provinsi di Indonesia. Suharso menyebut, hingga kini ada sekitar 20 provinsi yang masih berada dalam kategori lower middle income.
"Termasuk provinsi di Pulau Jawa termasuk Banten, DIY, dan Jawa Barat, serta Jawa Tengah. Di luar itu ada yang sudah di tengah dan sebagaian besar justru di luar pulau Jawa, seperti Riau, Kaltara, Jambi, Kalteng, Sumsel, Jawa Timur," kata Suharso.
"Sedangkan Jakarta sudah masuk ke high income. Termasuk yang sudah mendekati high income itu Kaltim. Ini bisa kita periksa dari dana alokasi umum yang diperoleh per provinsi atau kabupaten/kota," tambahnya.
Suharso menambahkan Indonesia harus mampu mengambil sejumlah langkah berani demi keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah. Salah satunya yakni dengan memanfaatkan bonus demografi.
"Memanfaatkan bonus demografi, yang tersisia 18 tahun. Karena kalau kita belajar dari negara lain, mereka biasanya cenderung bonus demografi itu dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk melepaskan diri dari pendapatan per kapitanya yang rendah," imbuhnya.
(hns/hns)