Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bertemu dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa Gus Yahya. Keduanya bertemu saat sama sama melihat tahapan renovasi gedung PBNU.
"Kesempatan ini tentu saya manfaatkan dengan baik untuk berdiskusi dan berdialog tentang kondisi bangsa saat ini mengingat bulan ini adalah bulan baik bagi saudara-saudari muslim saya di mana mereka menjalankan ibadah puasa Ramadan selama satu bulan lamanya," kata Luhut dikutip dari Instagram resminya, @luhut.pandjaitan, Rabu (29/3/2023).
Adapun hasil diskusi yang dilakukan keduanya, yakni terus mendorong untuk mencerdaskan bangsa Indonesia dengan semangat para pendiri NU. Luhut juga mengutip kalimat dari KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengenai kepentingan bangsa menjadi yang utama meskipun terdapat banyak perbedaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Guru dan mentor saya KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pernah berkata bahwa sebagai negara demokrasi, perbedaan pendapat adalah hal yang mutlak dan tak bisa dihilangkan," ujar Luhut mengutip.
"Kalimat itu yang membuat saya sampai kepada satu kesimpulan yakni janganlah perbedaan membuat kita merasa lebih baik dari siapapun sehingga kita lupa bahwa kepentingan dan martabat bangsa dan negara Indonesia harus diutamakan di atas segalanya," lanjut Luhut.
Luhut juga mengulas begitu besarnya pengaruh NU bagi negeri ini, terutama dalam hal semangat bernegara. Bahkan bukan hanya untuk umat muslim, tetapi juga umat non muslim.
"Merujuk dari data yang dipublikasi oleh Litbang Kompas misalnya, sejarah merekam bagaimana NU banyak berkontribusi dalam kepentingan bangsa dan negara. Sejumlah peran itu terlihat dalam berbagai hal mulai dari perjuangan identitas kebangsaan, masa-masa perjuangan kemerdekaan hingga penguatan ideologi Pancasila dan Kebangsaan," pungkasnya.
Lihat juga Video: Beda Sikap Muhammadiyah-PBNU soal Larangan Bukber Bagi Pejabat