Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang masih kesulitan modal bisa menjadikan fintech peer to peer lending sebagai sumber permodalan. Hal ini karena fintech lending bisa mempermudah masyarakat yang ingin mendapatkan modal untuk usaha.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan dan UMKM Kemenko Perekonomian, Rudy Salahudin menjelaskan UMKM merupakan salah satu mesin perekonomian.
Dia menyebutkan 99% jenis usaha yang ada di Indonesia merupakan UMKM. Jumlahnya mencapai 64,2 juta unit dan berkontribusi terhadap PDB sebesar 60,51% dan kemampuan penyerapan tenaga kerja sebesar 97%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rudy membeberkan dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) total kredit yang disalurkan mencapai Rp 6.423,6 triliun. Lalu untuk UMKM Rp 1.348 triliun. Kemudian berdasarkan survei dari Bank Indonesia (BI) 2020, sebanyak 69,5% tak memiliki akses kredit perbankan.
Adapun, kendala bagi UMKM antara lain tidak memiliki agunan, rendahnya pengetahuan UMKM terkait pencatatan transaksi keuangan, dan belum adanya legalitas usaha bagi UMKM.
"Kehadiran sektor jasa keuangan digital melalui berbagai layanan fintech dapat menjadi alternatif bagi UMKM. Skema pembiayaan melalui fintech di antaranya melalui fintech lending/peer-to-peer lending/pinjaman online dan crowd funding atau bisnis patungan," kata dia dalam keterangan tertulis, Rabu (29/3/2023).
Hingga 5 Januari 2023, total jumlah penyelenggara fintech peer-to-peer lending yang berizin di OJK sebanyak 102 perusahaan. Jumlah penyaluran pinjaman online per Januari 2023 telah mencapai Rp18,37 triliun atau meningkat 35,72% (year on year/yoy) dibanding Januari 2022. "Pinjaman online tersebut disalurkan kepada lebih dari 15 juta entitas peminjam," ujar Rudy.
Jaminan Kredit Untuk UMKM
Dalam kesempatan yang sama Direktur Bisnis Penjaminan PT Jamkrindo, Henry Panjaitan mengatakan, jaringan Jamkrindo yang tersebar di seluruh Indonesia harus mampu melayani puluhan juta pelaku UMKM. Diketahui, Jamkrindo memiliki 9 kantor wilayah, 55 kantor cabang, dan 19 kantor layanan, serta 34 mitra yang terdiri dari bank-bank milik negara maupun bank swasta.
"Jamkrindo memang atau termasuk pemain utama dalam penjaminan kredit kepada UMKM," kata Henry.
Dalam lima tahun terakhir terlihat bahwa volume penjaminan produktif khusus UMKM sudah merangkak naik, dari Rp 111 triliun pada 2018 menjadi Rp 312 triliun pada akhir 2022. Per Oktober 2022, volume penjaminan Jamkrindo secara korporat tumbuh menjadi Rp60 triliun atau 39 persen dati tahun sebelumnya. Per Oktober 2022, UMKM yang dijamin Jamkrindo secara korporat meningkat 366.586 atau sebesar 5 persen dari tahun sebelumnya.
"Berdasarkan riset, 7 dari 10 pelaku UMKM membutuhkan modal usaha sebagai yang paling dibutuhkan," ujarnya. Untuk membangun ekosistem digital bagi para UMKM, Jamkrindo secara konsisten terus melakukan pembinaan dan pendampingan dengan beragam pelatihan untuk UMKM, antara lain seperti pelatihan optimalisasi media sosial, branding, memperluas marketing dengan e-commerce, pencatatan laporan keuangan menggunakan aplikasi, peningkatan kualitas produk dan banyak program pelatihan lainnya.
Lihat juga Video: Kemenkop Minta E-Commerce Take Down Penjual Barang Bekas Impor