Menteri Jokowi Beberkan Ketimpangan di RI, Ini Datanya

Menteri Jokowi Beberkan Ketimpangan di RI, Ini Datanya

Ilyas Fadilah - detikFinance
Rabu, 05 Apr 2023 23:11 WIB
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengikuti rapat kerja bersama Komite I DPD RI. Raker itu membahas Ibu Kota Negara baru.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta -

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan ada ketimpangan atas pendapatan per kapita tiap provinsi. Tercatat hanya 2 provinsi yang berpendapatan tinggi.

Dua provinsi tersebut adalah DKI Jakarta dan Kalimantan Timur. Product Domestic Regional Bruto (PDRB) DKI Jakarta adalah US$ 20.013, sementara PDRB Kalimantan Timur US$ 16.083.

"Jakarta sampai saat ini US$ 20.103 PDRB per kapita. Dan Kalimantan Timur US$ 16.083 PDRB per kapita," ujar Suharso dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (5/4/2023).

Sementara itu, 20 provinsi berada dalam kategori lower-middle income atau berpendapatan rendah. Termasuk di dalamnya Provinsi Banten, Bali, DIY, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyak daerah-daerah yang bahkan di lower-middle income,termasuk di Jawa sendiri, yaitu Banten, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan DIY. Jadi Pulau JAwa ini yang sudah masuk upper-middle Income itu Jawa Timur," beber Suharso.

Sementara itu sisa provinsi berada di level upper-middle income. Beberapa di antaranya adalah Papua Barat, Jambi, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara dan lainnya.

ADVERTISEMENT

Dalam rapat tersebut, Suharso turut menyinggung cara untuk keluar dari middle income trap. Ia menilai tidak cukup jika pertumbuhan ekonomi hanya 5%. Ekonomi harus tumbuh setidaknya mencapai 6-7% per tahun.

"Pertumbuhan ekonomi di 5% tidak cukup mendorong Indonesia graduasi dari middle income trap," kata Suharso

Dalam paparannya ia menyebut pertumbuhan ekonomi dari 2010-2022 baru menyentuh 4,71%. Sementara pertumbuhan ekonomi dari 2015-2022 adalah 4,01%.

Beberapa waktu lalu, Suharso menyebut Indonesia harus mampu mengambil sejumlah langkah berani demi keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah. Salah satunya yakni dengan memanfaatkan bonus demografi.

"Memanfaatkan bonus demografi, yang tersisa 18 tahun. Karena kalau kita belajar dari negara lain, mereka biasanya cenderung bonus demografi itu dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk melepaskan diri dari pendapatan per kapitanya yang rendah," imbuhnya.

Lihat Video: Kepala Bappenas: Hindari Middle Income Trap, Ekonomi RI Harus Tumbuh 6%

[Gambas:Video 20detik]



(hns/hns)

Hide Ads