Sebelumnya, impor KRL bekas Jepang rencananya dilakukan untuk menggantikan beberapa armada yang harus pensiun. VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba pernah menjelaskan pada tahun ini ada 10 rangkaian kereta yang harus pensiun. Sementara itu pada 2024 ada 19 rangkaian lagi yang harus pensiun.
Cuma yang mendesak adalah untuk menggantikan 10 rangkaian kereta yang pensiun tahun ini. Kereta yang diimpor bukan untuk menambah kapasitas kereta yang dioperasikan KAI, namun hanya mengganti beberapa kereta yang pensiun saja, sehingga armada KCI tidak berkurang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada yang butuh konservasi. Ini yang butuh support, supaya kereta eksisting tidak berkurang," ungkap Anne ketika ditemui di kantornya, Stasiun Juanda, Jakarta Pusat, Senin (27/2/2023).
KCI juga sudah melakukan forum group discussion (FGD) dengan berbagai pihak untuk menentukan langkah impor kereta bekas dari Jepang ini. FGD itu pun dihadiri oleh semua pihak, mulai dari lintas kementerian, pengamat, hingga pengguna.
Hasilnya, impor kereta bekas memang menjadi pilihan utama untuk menggantikan kereta-kereta yang mau pensiun. Ada pilihan lain dengan melakukan peningkatan teknologi pada kereta yang mau dipensiunkan. Hanya saja pilihan itu butuh waktu 1-2 tahun untuk pengerjaannya.
"Mengingat ini sudah sangat dibutuhkan, kami memilih opsi untuk mengimpor kereta tidak baru untuk mengganti kereta yang dikonversi tadi," sebut Anne.
Anne pun menyatakan pihaknya sudah mengantongi izin dari Kementerian Perhubungan untuk melakukan impor kereta bekas dari Jepang. Pihak Ditjen Perkeretaapian sebagai regulator utama perkeretaapian sudah setuju KCI mengimpor kereta dari Jepang.
Namun, keputusan terakhir soal impor KRL bekas yang diambil Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan adalah menunggu audit yang dilakukan oleh BPKP. Kini hasil audit BPKP menyatakan impor KRL bekas tidak direkomendasikan untuk dilakukan.
(hal/ara)