Ekonomi China Tumbuh Melesat 4,5%, Bye-bye Resesi Global?

Ekonomi China Tumbuh Melesat 4,5%, Bye-bye Resesi Global?

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Selasa, 18 Apr 2023 16:58 WIB
Kereta kargo China-Eropa telah meyumbang untuk perbaikan ekonomi global. Kereta barang ini ini telah menghubungkan lebih dari 60 wilayah di lebih dari 10 negara.
Foto: CFOTO/Getty Images
Jakarta -

China mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang positif sejak awal 2023. Produk Domestik Bruto (PDB) negeri tirai bambu itu tumbuh hingga 4,5% pada kuartal I 2023 ini dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu.

Informasi tersebut berdasarkan catatan Biro Statistik Nasional pada Selasa ini. Angka tersebut mengalahkan prediksi pasar yang memperkirakan pertumbuhan PDB China hanya 4% berdasarkan jajak pendapat Reuters terhadap para ekonom.

Pertumbuhan positif ini disebabkan karena masyarakat China mulai kembali menghabiskan banyak uang pasca berakhirnya pembatasan ketat akibat COVID-19 selama 3 tahun terakhir. Dalam hal ini, angka konsumsi pun membukukan umpan balik terkuat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tercatat angka penjualan ritel melonjak sebesar 10,6% pada Maret, dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Angka tersebut merupakan tingkat pertumbuhan tertinggi sejak Juni 2021. Sementara pada Januari hingga Maret, penjualan ritel tumbuh 5,8%, ditopang oleh pendapatan industri jasa katering.

"Kombinasi dari peningkatan kepercayaan konsumen yang stabil serta rilis permintaan yang terpendam yang masih belum lengkap menunjukkan kepada kami bahwa pemulihan yang dipimpin konsumen masih memiliki ruang untuk berjalan," kata ekonom utama China untuk Oxford Economics, Louise Loo, dikutip dari CNN Business, Selasa (18/4/2023).

ADVERTISEMENT

Tidak hanya itu, produksi industri juga menunjukkan peningkatan yang stabil. Besarannya naik 3,9% pada bulan Maret, dibandingkan dengan 2,4% pada periode Januari s.d Februari. Setiap tahunnya, China selalu menggabungkan data ekonominya pada kedua bulan tersebut demi menghitung dampak libur Tahun Baru Imlek.

Di sisi lain, investasi swasta belum menunjukkan pergerakan berarti. Ditambah lagi, angka pengangguran masih melonjak tinggi, bahkan menjadi yang tertinggi kedua dalam catatan. Kondisi ini menunjukkan, pengusaha sektor swasta di negara itu masih waspada terhadap prospek jangka panjang.

Adapun pada tahun lalu, PDB China meningkat hanya sebesar 3%. Angka ini jauh meleset dari target pertumbuhan resminya yang berada di kisaran angka 5,5%. Hal ini disebabkan oleh upaya negara tersebut membasmi virus corona hingga memukul rantai pasok dan belanja konsumen.

Akhirnya setelah protes massal serta pemerintah daerah yang kehabisan uang untuk membayar tagihan COVID-19, para pemangku kebijakan akhirnya membatalkan kebijakan nol-COVID pada Desember lalu. Akhirnya, ekonomi China pun berangsur pulih.

Terbukti pada bulan lalu, aktivitas non-manufaktur negara itu melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari satu dekade. Aats hal ini, International Monetary Fund (IMF) dalam World Economic Outlook yang dirilis minggu lalu mengatakan, China akan melambung kuat. PDB negara itu akan tumbuh 5,2% tahun ini dan 5,1% pada 2024, diprediksi.

(eds/eds)

Hide Ads