Gelombang panas alias kenaikan suhu yang terjadi di beberapa negara Asia bukan cuma bikin suasana makin gerah, namun juga bisa membuat ekonomi memble. Hal itu dapat terjadi di India.
Dalam sebuah studi terbaru, gelombang panas disebut akan menahan kemajuan India dalam rangka pengentasan kemiskinan, kesehatan, dan pertumbuhan ekonomi.
Para peneliti dari University of Cambridge dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal PLOS Climate menyebutkan gelombang panas telah berdampak kritis pada negara itu, menyebabkan pemadaman listrik, peningkatan debu dan polusi udara, dan percepatan pencairan gletser di utara India.
Masyarakat miskin berpenghasilan rendah akan menjadi pihak yang paling terdepan merasakan dampak gelombang panas di India.
"Gelombang panas akan memiliki konsekuensi yang belum pernah terjadi sebelumnya pada populasi berpenghasilan rendah," kata studi tersebut dikutip dari CNN, Selasa (25/4/2023).
Sebagai contoh, dalam studi University of Cambridge menunjukkan masalah yang terjadi di ibu kota New Delhi yang mengalami urbanisasi cepat di tengah paparan gelombang panas.
Sebagai ibu kota, New Delhi memiliki aktivitas konstruksi tinggi. Nah sebagian besar aktivitas itu melibatkan tenaga kerja berpenghasilan rendah. Pekerja-pekerja ini lah yang berisiko paling parah terkena dampak gelombang panas.
Di sisi lain, pada pertengahan abad ini atau tepatnya tahun 2050, 70 kota di India diperkirakan memiliki lebih dari 1 juta penduduk. Panas ekstrem akan menimbulkan ancaman bagi keamanan energi dan kesehatan populasi yang padat itu. Gelombang panas juga akan membalikkan kemajuan dalam ketidaksetaraan dan pengentasan kemiskinan.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
(hal/dna)