AS Terancam Gagal Bayar Utang, Waspada Bencana Ekonomi!

AS Terancam Gagal Bayar Utang, Waspada Bencana Ekonomi!

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 27 Apr 2023 07:01 WIB
Ilustrasi Dolar AS
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Negara adidaya Amerika Serikat (AS) terancam default atau gagal bayar utang. Hal ini disampaikan oleh Menteri Keuangan AS Janet Yellen.

Jika gagal bayar benar-benar terjadi, maka hal ini akan menjadi bencana untuk perekonomian AS. Akan timbul banyak pengangguran, suku bunga yang tinggi sehingga membuat cicilan kredit semakin melambung.

Dikutip dari Reuters Yellen dalam sebuah sambutan menyampaikan jika terjadi default atau gagal bayar utang AS maka akan memicu pengangguran, cicilan KPR yang lebih mahal, cicilan kredit mobil dan kartu kredit akan lebih besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dia, jika terjadi default maka ekonomi AS kan terancam. "Kegagalan kami akan menimbulkan bencana ekonomi dan keuangan. Hal itu akan menaikkan biaya kredit selamanya, investasi masa depan akan lebih mahal," kata dia dikutip dari Reuters, Rabu (26/4/2023).

Jika AS gagal bayar maka akan mengakibatkan pemerintah tak mampu membayar uang jaminan militer dan jaminan sosial utama, bahkan bisa terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi pejabat pemerintah.

ADVERTISEMENT

Kemudian masyarakat juga dikhawatirkan akan gagal bayar kredit rumah, mobil, kartu kredit dan membuat pasar kredit AS memburuk.

Lalu dari sisi suku bunga tinggi, hal ini akan menimbulkan masalah untuk pasar saham. Dalam satu tahun terakhir suku bunga tinggi sangat membebani pasar saham.

Yellen menyebutkan kegagalan ini akan membuat bencana ekonomi dan keuangan negara. Namun hal ini bisa dicegah. "Kongres harus memilih untuk menaikkan atau menangguhkan pagu utang dan harus melakukan hal itu tanpa syarat dan tak boleh sampai menit terakhir," jelas dia.

Yellen menjelaskan kepada anggota parlemen, pada Januari pemerintah AS hanya mampu membayar hingga awal Juli.

Memang, tak seperti negara maju lainnya, AS membatasi jumlah yang dapat dipinjam. Karena pemeritah membelanjakan lebih dari yang dibutuhkan, karena itu pembuat undang-undang harus menaikkan plafon utang secara berkala.

Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Kevin McCharty menyebutkan pihaknya berencana untuk memangkas pengeluaran sebesar US$ 4,5 triliun dengan kenaikan batas utang US$ 1,5 triliun. Dia mengatakan ini adalah dasar negosiasi dalam beberapa minggu mendatang.

Kondisi pasar keuangan di AS kini masih diliputi kekhawatiran terkait utang negara. Khususnya ketakutan terjadinya gagal bayar, karena risikonya semakin tinggi.

Simak Video 'Waduh! Kantor Akuntan Publik di AS PHK Ribuan Karyawannya':

[Gambas:Video 20detik]



(kil/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads