2. Perusahaan Menyesal
British American Tobacco (BAT) mencapai kesepakatan dengan Departemen Kehakiman Amerika Serikat (DOJ) dan Kantor Pengendalian Aset Asing (OFAC) dalam penyelesaian kasus bisnis rokok di Korea Utara (Korut), yang terjadi antara tahun 2007-2017.
BAT telah menandatangani perjanjian penangguhan penuntutan (DPA) dengan DOJ, serta perjanjian penyelesaian perdata dengan OFAC. Denda yang harus dibayar ke otoritas Amerika Serikat adalah US$ 635.241.338 atau Rp 9,46 triliun (kurs Rp 14.900) ditambah bunga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Atas nama BAT, kami sangat menyesalkan kesalahan yang timbul dari kegiatan bisnis historis yang mengarah pada penyelesaian ini, dan mengakui bahwa kami gagal memenuhi standar tertinggi yang diharapkan dari kami," kata Jack Bowles, Kepala Eksekutif BAT dalam keterangannya, dikutip Rabu (26/4/2023).
"Mematuhi standar kepatuhan dan etika yang ketat telah, dan tetap menjadi prioritas utama BAT. Dalam beberapa tahun terakhir kami mengubah program kepatuhan dan etika kami, yang meliputi sanksi, anti penyuapan, anti korupsi, dan anti pencucian uang," tambahnya.
3. Usia BAT 121 Tahun
Dikutip detikcom dari situs resmi BAT, Rabu (26/4/2023), BAT didirikan tahun 1902 atau sudah berusia 121 tahun dan terus berkembang hingga sekarang. BAT memproduksi dan menjual produk rokok, tembakau, produk nikotin, dan lainnya.
James 'Buck' Duke menjadi pimpinan perusahaan yang pertama tahun 1902. Strateginya adalah merancang produk unggulan, mempekerjakan orang terbaik, memberi harga serendah mungkin, dan mekanisasi produksi.
Tahun 1904 hingga 19011, BAT melakukan ekspansi ke pasar di Hindia Barat, India, Ceylon, Mesir, Belanda, Belgia, Swedia, Norwegia, Finlandia, Indonesia, Afrika Timur, dan Malaya. Tahun 1904, perusahaan mengakuisisi saham mayoritas produsen rokok yang berbasis di Kairo, Maspero Freres Company, memungkinkan BAT memperluas perdagangan ekspor rokok yang terbuat dari tembakau Turki ke India dan Eropa.
4. BAT Akuisisi Bentoel Tahun 2009
Dalam catatan detikcom, tahun 2009 BAT resmi mengambil alih 85% saham pengendali di perusahaan rokok terbesar nomor 4 di Indonesia saat itu, PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA), dari PT Rajawali Corpora dan para pemegang saham lainnya dengan harga US$ 494 juta.
Akuisisi ini menjadikan posisi BAT cukup strategis untuk mengambil pangsa pasar rokok kretek di Indonesia yang dinilai cukup menggiurkan.
"Transaksi ini merupakan kesempatan strategis yang sempurna untuk memasuki pasar kretek Indonesia yang sangat luas dan sedang berkembang dan akan menjadi landasan untuk pertumbuhan di masa yang akan datang," ujar John Daly, Direktur British American Tobacco untuk Asia-Pasifik dalam siaran persnya, Rabu (17/6/2009).
(dna/dna)