Perusahaan teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatatkan penurunan rugi bersih sebesar 3,89 triliun, atau turun 41% pada kuartal 1 (Q1) 2023. Penurunan ini merupakan raihan yang signifikan dibandingkan kuartal 1 tahun 2022 yakni sebesar Rp 6,61 triliun.
Selain rugi yang berkurang signifikan, EBITDA yang disesuaikan GoTo juga tumbuh 67% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dan 49% dibandingkan kuartal sebelumnya mencapai Rp 1,6 triliun yang konsisten membaik selama lima kuartal berturut-turut.
Sementara itu, margin kontribusi Grup GoTo juga tercatat positif yaitu 0,4% sebagai persentase dari nilai transaksi bruto (gross transaction value/GTV). Angka ini meningkat 224 basis poin (bps) atau sebesar Rp 636 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, sesuai pedoman perseroan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendapatan bruto GoTo meningkat 14% menjadi Rp 5,98 triliun dari sebelumnya Rp 5,23 triliun. Bahkan pendapatan bersih mampu melesat hingga 123% menjadi Rp 3,32 triliun dari sebelumnya Rp 1,49 triliun. Beban insentif dan pemasaran turun 39% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, atau senilai Rp 2,6 triliun.
Direktur Utama Grup GoTo Andre Soelistyo menyampaikan penurunan rugi bersih, penurunan beban, dan perbaikan EBITDA yang disesuaikan ini mengindikasikan perusahaan melangkah menuju target profitabilitas.
"Perseroan telah berada pada pertengahan jalan menuju target EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal keempat," ujar Andre dalam keterangan tertulis, Kamis (27/4/2023).
"Fokus kami pada pelanggan setia yang profitable serta kedisiplinan dalam pengelolaan beban, telah meningkatkan efisiensi secara signifikan, sekaligus memberikan sekilas gambaran prospek GoTo di masa depan," sambungnya.
Pada periode tersebut, GTV Grup mencapai Rp 149 triliun atau meningkat 6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun GTV jangka pendek diperkirakan lebih moderat, sejalan dengan strategi perseroan.
Perseroan, ujar Andre, juga akan terus membangun infrastruktur ekosistem yang semakin solid untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan menuju profitabilitas dalam jangka panjang.
Ia menambahkan penurunan rugi bersih sebesar 41% didorong antara lain oleh pertumbuhan pendapatan, penurunan insentif serta biaya pemasaran produk. Perbaikan pada rugi operasional, sebagian diimbangi oleh faktor non-operasional seperti normalisasi nilai tukar mata uang asing dan penyesuaian nilai wajar instrumen keuangan.
Kinerja 3 Lini Bisnis
Andre mengatakan total pendapatan bruto Grup GoTo dari semua lini bisnis on-demand, e-commerce, dan financial technology (fintech) total mencapai Rp 5,98 triliun, atau naik 14% year on year (yoy) dari yang sebelumnya Rp 5,23 triliun.
Secara rinci, pendapatan bruto on-demand melalui Gojek naik 12% menjadi Rp 2,99 triliun, didorong oleh optimisasi komisi dan biaya pada layanan transportasi serta penargetan biaya platform dan pesan-antar pada layanan pesan-antar makanan. Perseroan juga mencatat peningkatan pertumbuhan pelanggan di berbagai produk, terutama layanan ekonomis dan layanan premium.
Andre mengungkapkan EBITDA yang disesuaikan untuk on-demand services meningkat 85% yoy menjadi -1,8% sebagai persentase GTV on-demand services. Biaya insentif dan pemasaran produk turun 30% dari periode yang sama tahun lalu secara agregat dari layanan pesan-antar makanan dan transportasi. Hal ini sejalan dengan fokus perseroan untuk meningkatkan basis konsumen profitable yang lebih setia, serta tidak terlalu bergantung pada insentif.
Di sisi lain, take rate (komisi dari layanan) on-demand services pada kuartal pertama 2023 naik 324 bps dari periode yang sama tahun lalu, didorong peningkatan monetisasi, termasuk peningkatan komisi dari 10% ke 15% di Singapura. Lalu, sambung Andre, pendapatan bruto e-commerce melalui Tokopedia naik 21% menjadi Rp 2,26 triliun dari Rp 1,87 triliun.
Andre menuturkan peluncuran fitur inovatif memiliki peran dalam menumbuhkan monetisasi secara konsisten pada kuartal ini, sekaligus mempertahankan pangsa pasar Tokopedia yang besar.
Inovasi tersebut antara lain peningkatan fungsi aplikasi untuk mitra pedagang (merchant app) untuk menampilkan competitive insight yang diperbarui, serta perangkat pemasaran (marketing tools) untuk mendorong penjualan. Take rate untuk lini e-commerce naik 72 bps dari tahun lalu mencapai 3,6% dari GTV, didorong penjualan layanan iklan dinamis yang mampu meningkatkan relevansi iklan kepada pengguna serta meningkatkan monetisasi dari layanan nilai tambah di merchant app.
Di sisi lain, unit bisnis fintech via GoTo Financial menunjukkan kemajuan pesat menuju profitabilitas dengan tetap mempertahankan pertumbuhan, seiring dengan terus meningkatnya nilai transaksi rata-rata per pelanggan GoPay.
Andre menuturkan momentum pertumbuhan bisnis consumer lending tetap terjaga dengan saldo pinjaman (loan outstanding) dari bisnis consumer lending GoTo naik 40% dari kuartal sebelumnya, sehingga mencapai total Rp 831 miliar pada Q1-2023. Pertumbuhan ini dicapai sambil tetap mempertahankan kualitas portofolio pinjaman. Pada Q1-2023, rata-rata nilai transaksi per pelanggan GoPay naik lebih dari 30% dari periode yang sama tahun lalu, selaras dengan fokus pada pelanggan setia.
Sementara itu, pendapatan bruto unit bisnis fintech naik 25% dari Rp 338 miliar pada kuartal I 2022 menjadi Rp 424 miliar pada kuartal I 2023 dengan take rate naik sekitar 0,5% dari sebelumnya.
Direktur Keuangan Grup GoTo Jacky Lo mengatakan perseroan berada pada titik penting di tengah upaya mendorong profitabilitas seluruh unit bisnis. Hal ini didukung oleh peningkatan pertumbuhan pendapatan serta rasionalisasi insentif secara konsisten.
"Pengelolaan beban operasional tetap secara cermat turut mendukung perseroan dalam langkahnya mencapai profitabilitas, dan secara signifikan telah mengurangi biaya operasional serta tingkat cash burn," katanya
"Menjaga kedisiplinan dalam pengelolaan beban juga merupakan bagian penting dari strategi jangka panjang kami, di mana basis biaya yang lebih rendah akan memberikan kami keleluasaan lebih besar untuk mengalokasikan modal demi percepatan pertumbuhan di masa depan," lanjut Jacky.
Selain itu, posisi kas GoTo dan neraca keuangan tetap solid dengan jumlah kas dan setara kas sebesar Rp 26,8 triliun dan fasilitas kredit sekitar Rp 4,65 triliun, di mana Rp 1,5 triliun telah digunakan per 31 Maret 2023. Jacky menegaskan perseroan optimistis akan mencapai arus kas operasional positif tanpa tambahan pendanaan eksternal.
(fhs/ega)