Ternyata Ini Alasan GOTO Peopleverse Fund Rutin Alihkan Saham GOTO Rp 2

Ternyata Ini Alasan GOTO Peopleverse Fund Rutin Alihkan Saham GOTO Rp 2

Nurcholis Maarif - detikFinance
Selasa, 11 Apr 2023 16:00 WIB
GoTo
Foto: GoTo
Jakarta -

Porsi kepemilikan GoTo Peopleverse Fund (GPF) di saham emiten teknologi, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) tercatat terus berkurang sejak akhir tahun lalu dibandingkan dengan masa awal pencatatan saham GOTO, dengan harga pengalihan Rp 2 per saham. Lantas apa yang membuat GPF getol mengalihkan saham GOTO dalam jumlah sangat besar di harga Rp 2 per saham tersebut, di bawah harga pasar?

Berdasarkan data prospektus penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) GOTO, GPF memegang 106,9 miliar saham atau setara dengan 9,03%. Hanya saja, mengacu data di akhir Desember 2022, jumlah kepemilikan GPF berkurang menjadi 85,4 miliar atau setara dengan 7,2%.

Terbaru, data per 31 Maret 2023, porsi saham GPF di saham GOTO berkurang menjadi 79,9 miliar saham atau 6,7%. Dengan demikian, sejak saham GOTO tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 April 2022, porsi kepemilikan saham GOTO oleh GPF berkurang 2,3%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengacu prospektus IPO tersebut, ternyata GPF bukanlah pemegang saham GOTO layaknya investor publik atau investor institusi lainnya, seperti fund manager, asuransi, maupun private equity lainnya.

GPF merupakan lembaga atau institusi yang mengurusi program kompensasi saham untuk karyawan, konsultan, mantan karyawan dan jajaran manajemen kunci GOTO atau Program Opsi Saham Karyawan dan Konsultan (Shares Option Program).

ADVERTISEMENT

Hal itu lantaran GPF adalah lembaga yang dibentuk khusus untuk membantu mengadministrasikan kompensasi berbasis saham untuk karyawan (Employee Stock Option Plan/ESOP).

"Pada tanggal 8 Desember 2021, GoTo telah menandatangani Perjanjian Utama dengan GPF di mana GPF akan mengadministrasikan pengalihan saham emiten miliknya kepada pemegang opsi saham pada saat pelaksanaan opsi saham dan sesuai pedoman yang diberikan oleh GoTo, untuk menerapkan ESOP," tulis prospektus GoTo.

"Harga pelaksanaan opsi saham berkisar antara Rp2 sampai dengan Rp202 per saham," tulis prospektus tersebut.

Berdasarkan keterbukaan informasi di BEI per 3 April 2023, GPF mengalihkan 635.669.439 saham seri A GOTO atau setara dengan 0,7% kepemilikan di harga Rp 2-105/saham. Dalam prospektus GOTO disebutkan, adanya skema kompensasi berbasis saham yang lalu lintasnya di atur oleh GPF, tidak akan menimbulkan efek dilusi karena saham karyawan juga sudah ikut di-IPO-kan bersamaan dengan saham lainnya saat listing April tahun lalu.

Menurut analis BCA Sekuritas Fakhrul Arifin, penurunan kepemilikan saham GOTO oleh GPF merupakan hal yang wajar terjadi. Dia mengatakan jumlah saham GOTO yang ada di GPF juga kemungkinan akan terus berkurang. Akan tetapi hal tersebut tidak bisa dimaknai sebagai aksi jual layaknya investor pada umumnya.

"Kepemilikan GPF atas saham GOTO memang akan terus berkurang ke depan. Ini wajar dan bukan merupakan exit strategy investor karena GPF memiliki fungsi mengatur lalu lintas kompensasi berbasis saham untuk karyawan GOTO," katanya dalam keterangannya, Selasa (11/4/2023).

"Maka itu, kita tidak bisa serta merta menyimpulkan bahwa penurunan kepemilikan saham GOTO di GPF sebagai aksi jual layaknya investor pada umumnya," imbuhnya.

Klik halaman selanjutnya >>>

Dia menjelaskan jika kepemilikan saham GOTO di GPF berkurang berarti perusahaan tersebut mendistribusikan saham tersebut ke partisipan yaitu karyawan GOTO. Soal harga Rp 2/saham itu adalah harga dan hak yang diperoleh karyawan karena kontribusinya terhadap perusahaan.

"Harga exercise karyawan memang berbeda-beda tergantung banyak faktor seperti masa bakti, prestasi, jabatan dan kontribusi. Proses exercise nya pun bertahap dan ada jangka waktunya," kata Fakhrul.

Fakhrul mengatakan, lantaran GPF hanya menjalankan tugas sebagai pihak yang melakukan distribusi untuk saham karyawan serta memiliki domisili asing, maka setiap kali transaksi akan cenderung dicatat sebagai net foreign sell (jual bersih asing). Namun hal tersebut bukan seperti net sell pada umumnya karena GPF hanya memindahkan aset (saham GOTO) kepada pihak yang berhak yaitu karyawan.

Untuk diketahui, GOTO memang memiliki program kompensasi berbasis saham (Share Based Compensation/SBC) untuk karyawan. Kompensasi saham ini bisa dibilang semacam bonus dan bentuk renumerasi atau tunjangan lainnya. Hal ini merupakan fenomena yang lazim terutama di industry startup dan teknologi.

Sebagai perbandingan, kompetitor GOTO seperti Grab dan Sea pun melakukan hal yang serupa. Bahkan perusahaan sekelas Meta, induk usaha facebook dan Instagram yang sudah untung, masih menggunakan skema kompensasi berbasis saham untuk karyawannya.

"Model kompensasi berbasis saham itu banyak dipakai di startup karena memberikan insentif tidak dalam bentuk kas, maka likuiditas perusahaan bisa dioptimalkan untuk modal kerja lain bahkan investasi. Skema ini juga membantu untuk talent retention sehingga kepentingan karyawan dan perusahaan akan lebih selaras" pungkas Fakhrul.



Simak Video "Video: Grab dan Danantara Buka Suara soal Isu Investasi ke GOTO"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads