Salah satu rumah makan di rest area KM 86 Tol Cipali mendadak viral di media sosial. Ketua DPP PSI yang juga juru bicara partai, Sigit Widodo menyebut rumah makan tersebut melakukan getok harga makanan.
Cerita Sigit dibagikan di akun Twitternya @sigitwid yang menjadi viral. Dalam unggahannya, Sigit bercerita harus membayar makanan dengan harga tidak wajar, yang terjadi saat momen libur Lebaran.
Padahal menurutnya, makanan yang dipesannya adalah dua porsi nasi ayam. Namun tagihan yang sampai kepadanya mencapai Rp 155.000.
Keluhan Sigit sendiri sudah direspons langsung oleh pemilik rumah makan. Saat ini cuitan soal makanan yang getok harga itu sudah dihapus Sigit.
"Karena masalah sudah selesai dan saya sangat mengapresiasi kemauan baik RM Hadea untuk berbenah, twit akan saya hapus dan harapan saya ke depannya RM Hadea akan menjadi salah satu pilihan favorit pengguna jalan tol," cuit Sigit dilihat detikcom seperti dikutip dari detikNews, Jumat (28/4/2023).
Setali tiga uang, operator Tol Cipali menutup rumah makan yang dikeluhkan Sigit selama sepekan sebagai upaya sanksi. Begini kronologi keluhan soal RM getok harga hingga berujung tutup:
1. Keluhan Getok Harga Viral
Sabtu malam 22 April 2023 kemarin, Sigit mencuit soal keluhan kena getok harga di salah satu rumah makan di Rest Area Tol Cipali pada akun Twitter @sigitwid. Dia mengeluhkan harga yang terlalu mahal untuk dua porsi makanan yang dipesan olehnya. Bahkan, Sigit sampai mengimbau agar masyarakat jangan makan di rumah makan tersebut.
Untuk dua porsi makanan berupa nasi ayam dan teh, dia bilang harganya mencapai Rp 155.000. Cuitan Sigit itu viral, namun kini cuitan itu sudah dihapus. Ketika dikonfirmasi detikcom, Minggu 23 April 2023, Sigit mengaku mengalami sendiri apa yang dicuitkannya di Twitter.
"Betul (saya alami sendiri), itu kejadian semalam (Sabtu, 22 April) sekitar pukul 20.00 WIB," kata Sigit saat dikonfirmasi perihal cuitannya yang viral di medsos, Minggu (23/4/2023) lalu.
Dia mengatakan pada Sabtu sore, dirinya hendak mudik dari BSD Tangerang ke Purwokerto bersama anaknya lewat Tol Cipali. Namun, Sigit mengaku terjebak macet hingga akhirnya memutuskan berhenti di salah satu rest area Tol Cipali.
"Karena macet, lewat magrib kami baru masuk Cipali sehingga memutuskan untuk istirahat sejenak dan makan malam di rest area Km 86A. Setelah mengantre cukup lama, sekitar pukul 20.00 WIB kami dapat parkir di rest area itu," papar Sigit.
Sigit menyebut dirinya dan anaknya sebetulnya hendak makan di salah satu restoran fast food, tapi penuh dan tidak kebagian tempat. Oleh karena itu, dia akhirnya menuju salah satu food court yang ada di rest area itu.
"Anak saya memilih salah satu rumah makan, modelnya prasmanan mengambil sendiri. Saya mengambil nasi, sepotong ayam, telur dadar, dan tahu. Anak saya nasi, dua potong ayam, telur dadar, dan tempe. Kami sama-sama minum teh di botol kecil," jelas Sigit.
Lebih lanjut, dia menceritakan awalnya hendak membayar makanan itu lebih dulu sebelum memakannya. Akan tetapi, pihak restoran menyuruhnya untuk bayar belakangan. Saat itu, dia mengaku mulai curiga makanan yang dibelinya akan digetok harga.
"Waktu mau bayar, oleh penjualnya dibilang makan saja dulu bayarnya belakangan. Saya sudah agak curiga, pasti akan digetok, tapi malas juga berdebat, apalagi sudah cukup malam. Jadi kami makan," tutur Sigit.
Benar saja, Sigit sampai terkejut ketika makanan yang dipesannya ditagih bayaran senilai Rp 155.000. Dia juga bingung lantaran tidak diberikan bon atau tanda terima pembayaran.
Dia berpendapat harga sebesar itu merupakan tidak lazim untuk makanan yang dibelinya. Dia mengaku membagikan cerita itu karena khawatir ada pemudik yang datang dengan rombongan besar tapi tidak punya uang.
(eds/eds)