Sektor Pekerjaan yang Bakal Kebal dari Invasi 'Robot'

Sektor Pekerjaan yang Bakal Kebal dari Invasi 'Robot'

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 03 Mei 2023 10:24 WIB
Security CCTV camera, surveillance technology and show application Artificial Intelligence AI tools icon on screen display.
Foto: Getty Images/iStockphoto/Sitthiphong
Jakarta -

Teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dikhawatirkan akan memangkas puluhan juta pekerjaan di dunia. Meski begitu, World Economic Forum mengungkap ada berbagai sektor yang masih akan menumbuhkan pekerjaan baru.

Selain sektor teknologi yang masih tetap akan menumbuhkan pekerjaan baru, ternyata divisi pekerjaan baru di sektor pendidikan, pertanian, dan kesehatan juga diprediksi akan tetap tumbuh di lima tahun ke depan.

Direktur Pelaksana WEF, Saadia Zahidi mengatakan beberapa sektor itu masih akan tumbuh pekerjaan baru bukan karena sektor tersebut bergaji atau berketerampilan rendah. Tetapi, sektor-sektor itulah yang menurut WEF memiliki keterampilan yang tinggi sehingga tetap membutuhkan kinerja dari manusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebagian itu terjadi bukan karena ini adalah pekerjaan yang tidak aman, bergaji rendah, dan berketerampilan rendah di seluruh dunia. Ini adalah pekerjaan dengan keterampilan lebih tinggi, nilai tambah lebih tinggi yang dimungkinkan oleh teknologi di bidang pertanian, kesehatan, pendidikan," katanya, dikutip dari CNBC, Rabu (3/5/2023).

Informasi itu diungkap dalam laporan World Economic Forum (WEF) berjudul 'Future of Jobs'. Dalam laporan itu disebutkan risiko meningkatnya teknologi AI yang akan mempengaruhi dunia kerja lima tahun ke depan.

ADVERTISEMENT

AI digambarkan sebagai pendorong utama perpindahan algoritmik potensial pekerjaan. WEF mengatakan hampir 75% perusahaan yang disurvei akan mengadopsi teknologi tersebut. Sekitar 50% perusahaan mengharapkan ada lapangan kerja baru dari AI, sementara 25% memperkirakan ada penurunan pekerjaan.

Dalam laporan tersebut juga diperkirakan sekitar 23% pekerjaan akan terganggu, jadi ada pekerjaan yang hilang dan akan muncul dengan yang baru. WEF memperkirakan dalam waktu lima tahun ke depan, jumlah pekerjaan akan berkurang 14 juta. Bahkan 83 pekerjaan akan hilang, dan hanya 69 pekerjaan baru yang muncul.

"Secara keseluruhan tingkat perubahannya cukup tinggi," kata Zahidi.

Laporan itu berdasarkan survei terhadap 803 perusahaan yang mempekerjakan total 11,3 juta pekerja di 45 negara ekonomi berbeda di seluruh dunia.

Kekhawatiran tentang perubahan teknologi yang berdampak negatif pada pekerjaan telah berkembang, terutama sejak berkembangnya teknologi baru dari AI seperti ChatGPT. Teknologi itulah yang dikhawatirkan menjadi salah satu pendorong hilangnya pekerjaan terbesar.

Simak juga Video: Mark Zuckerberg Akan Hadirkan Agen AI di Aplikasi Meta

[Gambas:Video 20detik]




(ada/das)

Hide Ads