Curhatan Susahnya Cari Kerja di Indonesia, Belum Mulai Sudah Dipalak Duluan

Curhatan Susahnya Cari Kerja di Indonesia, Belum Mulai Sudah Dipalak Duluan

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Jumat, 05 Mei 2023 16:24 WIB
Poster
Ilustrasi Pemerasan Pelamar Kerja (Foto: Edi Wahyono/detikcom)
Jakarta -

Warganet sempat dihebohkan oleh aksi penipuan yang dilakukan oleh seorang gadis dengan mencatut nama PT Niramas Utama (INACO). Gadis itu disebut-sebut telah menipu setidaknya 300 orang dengan meminta sejumlah uang sebagai prasyarat untuk bekerja di perusahaan tersebut.

Ini hanya salah satu gambaran, bagaimana sulitnya memperoleh pekerjaan di Indonesia, hingga ada yang rela merogoh kocek agar diterima kerja. Bahkan tak jarang yang akhirnya tertipu setelah membayar dengan harapan diterima kerja namun harapan itu pupus dan uang pun melayang.

Cerita di atas tentu bukan satu-satunya. detikcom sempat berbincang dengan salah satu pelamar kerja yang punya pengalaman harus membayarkan sejumlah uang sebagai prasyarat untuk bekerja di suatu perusahaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria yang tidak mau disebutkan namanya itu mengaku sempat melamar untuk bekerja di sebuah pabrik sparepart mobil di kawasan Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Ia sempat dimintai uang senilai Rp 1 juta untuk bisa menjadi karyawan di perusahaan tersebut.

Pria ini merupakan perantau asal Surabaya yang mencoba peruntungannya dengan mendaftarkan diri di pabrik tersebut lewat salah satu kenalan istrinya. Namun saat datang ke pabrik untuk melangsungkan sesi wawancara, alangkah terkejutnya ia saat mengetahui prosesnya tidak berjalan seperti wawancara pada umumnya.

ADVERTISEMENT

"Waktu itu 2011. Pada saat mau masuk pabrik, kita dijemput orang yang sudah punya daftar nama yang diinterview. Kita tidak bisa masuk pabrik, tapi diminta ke salah satu rumah. Di situ kalau nggak salah diminta ngisi form, ujungnya dipanggil satu-satu. Dijelasin, kan kita melamar posisi di produksi, diminta bayar Rp 750 ribu," katanya kepada detikcom, Jumat (5/5/2023).

Mendengar penjelasan tersebut, ia pun langsung bertanya menyangkut kepastiannya untuk diterima di pabrik tersebut. Oknum tersebut pun mengisyaratkan kalau belum ada jaminan untuk hal itu. Hanya saja, oknum tersebut menekankan akan coba membantunya setelah proses wawancara berlangsung.

"Lalu saya tanya, Rp 750 ribu untuk apa saja. Katanya untuk syarat saja dan kalau tidak berkenan (bayar) boleh saja. Kalau berkenan, nanti di hari pertama gajian ada potongan Rp 250 ribu karena ternyata total yang harus dibayarkan sebetulnya Rp 1 juta, Rp 250 ribunya menyusul," terangnya.

Namun pada kala itu, pria asal Surabaya ini tak memiliki uang yang cukup. Hal ini pun ternyata tak menjadi masalah. Si oknum memintanya untuk membayarkan uang kisaran Rp 150 ribu sebagai jaminan, atau istilah yang digunakannya pada kala itu sebagai uang 'materai'.

"Kebetulan akhirnya pas magrib, saya izin shalat. Setelah sholat, saya langsung panggil ojek dan minta balik dari Jakarta ke Surabaya," imbuhnya.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Sudah Menjadi Hal Biasa

Setelah kejadian itu, ia pun langsung menceritakannya kepada istrinya. Namun alangkah terkejutnya ia bahwa ternyata kejadian ini sudah menjadi hal yang lumrah di kalangan pekerja pabrik Cikarang. Bahkan, dari Rp 1 juta yang dimintakan kepadanya, Rp 250 ribunya diperuntukan sebagai komisi dari pegawai pabrik yang mengajak calon pekerja baru tersebut.

"Istri tanya ke temennya, katanya itu udah biasa kaya gitu, di Cikarang seperti itu. Tapi itu di tempatnya teman istriku, nggak tahu pabrik lainnya bagaimana. Tapi temannya bilang di tempatnya dia memang begitu," katanya.

Selain peruntukan uang senilai Rp 250 ribu tersebut, ia mengaku, tidak mengetahui secara detail ke mana uang Rp 750 ribu sisanya akan mengalir, apakah masuk ke kantong perusahaan atau masuk ke rumah yang ia sebut sebagai rumah makelar itu.

Setelah mengalami kejadian ini, matanya jadi terbuka bahwa di Ibu Kota ada sejumlah perusahaan yang meminta 'uang muka' kepada para calon karyawannya. Karena kejadian ini, ia mengaku enggan untuk mendaftarkan dirinya kembali sebagai pegawai pabrik, khususnya untuk pabrik di Cikarang.

"Makanya dari awal saya sudah nggak srek. Mau cari kerja malah dimintain duit, makanya saya baru saja. Walaupun yang ngajak saya orang yang kenal, takut juga silaturahmi jadi terganggu," pungkasnya.


Hide Ads