Kementan Investigasi Jalur Masuk Flu Babi Afrika di Pulau Bulan Batam

Kementan Investigasi Jalur Masuk Flu Babi Afrika di Pulau Bulan Batam

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 10 Mei 2023 10:37 WIB
Riset di Cina Peringatkan Kandidat Virus Pandemi Baru dari Babi
Ilustrasi/Foto: DW (SoftNews)
Jakarta -

Kementerian Pertanian (Kementan) mengatakan babi hidup di Pulau Bulan awalnya telah dinyatakan bebas virus African Swine Fever (ASF) atau flu babi Afrika. Untuk itu, Kementan tengah melakukan investigasi dari mana virus babi tersebut bisa masuk ke Pulau Bulan, Batam, Kepulauan Riau.

Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Barantan, Wisnu Wasisa Putra menjelaskan, sebenarnya virus ASF telah masuk di Indonesia sejak 2019 di Medan dan penyebarannya hanya di lokasi yang sama. Sementara di Pulau Bulan, secara berkala dilakukan pengujian hingga ditetapkan bebas ASF.

"Memang pada Februari 2023 itu di Singapura ada kejadian ASF pada babi liar. Frekuensi ada tiga kali. Kita juga lagi mencari jalur masuknya virus di Pulau Bulan. Karena perusahaan sudah melakukan bius ketat tetapi masih ada ASF. Jalur masuknya kan banyak bisa dari alat akut. Kita sedang investigasi jalur masuknya dari mana," katanya, Rabu (10/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sampai saat ini, Kementan telah memberikan obat antibodi pada babi-babi sehat di Batam agar tidak terjangkit flu babi Afrika. Karena belum menyebar ke berbagai wilayah, Wisnu menegaskan, virus ini belum dinyatakan sebagai wabah.

"Ini tidak dibilang wabah, karena ini kan cuma satu tempat saja. Kalau menular ya menular cuma ke sesama babi,"lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Selain memberikan obat antibodi kepada babi yang sehat, Kementan juga melakukan pengujian bebas ASF secara berkala. Adapun persyaratan khusus bebas ASF pada babi di antaranya keamanan lingkungan, pengujian tes pada babinya.

Sebagai informasi, Singapura menghentikan importasi babi hidup dari Pulau Bulan, Batam. Hal itu dilakukan sejak Badan Pangan Singapura (SFA) menemukan babi dari Pulau Bulan positif terinfeksi demam babi Afrika atau African Swine Fever/ASF.

Penghentian itu bermula sejak 20 April 2023 lalu, di mana Badan Pangan Singapura (SFA) menemukan babi mati terinfeksi demam babi afrika. SFA mengungkap bangkai babi tersebut terkontaminasi dari babi hidup dari Pulau Bulan, Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia.

Oleh sebab itu, SFA memutuskan untuk menghentikan importasi babi dari Pulau Bulan mulai 23 April dan seterusnya. Bersamaan dengan itu, pihak SFA masih terus melakukan investigasi atas merebaknya flu babi afrika tersebut.

Mengutip dari laman Kementerian Pertanian, African Swine Fever (ASF) adalah penyakit pada babi yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian pada babi hingga 100 % sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Virus ASF sangat tahan hidup di lingkungan serta relatif lebih tahan terhadap disinfektan.

(ada/ara)

Hide Ads