Kementerian Pertanian pastikan virus African Swine Fever (ASF) atau flu babi afrika tidak menular ke manusia. Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Barantan, Wisnu Wasisa Putra mengatakan virus tersebut menular cepat ke sesama babi.
"Iya enggak menular (ke manusia cuma ini penularan cepat sesama babi," katanya, Rabu (10/5/2023).
Untuk itu, Kementan sendiri melalui Balai Besar Veteriner Farma Pusvetma atau BBVF Pusvetma adalah Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mencegah penularan tersebut dengan memberikan serum dan penguat antibodi kepada babi yang sehat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Memberikan) untuk serum, memberikan penguatan antibodi pada hewan yg sehat dan babi supaya tidak terjangkit ASF. ASF kan pengendaliannya nggak mudah, belum ada vaksin dan di kompartemen sudah dilakukan bius yg ketat," jelasnya.
Sebelumnya, Ketua Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia (GUPBI) Bali Ketut Hari Suyasa mengatakan, penyakit ini telah masuk ke Indonesia sejak 2019 silam, diawali dari China. Penyakit ini terbilang cukup berbahaya lantaran daya bunuhnya terhadap babi hampir 100%, dengan radius penularannya sekitar 3 km.
"Kalau seberapa berbahayanya dalam konteks mortalitas terhadap babi sendiri hampir 100% daya bunuhnya. Kalau satu kandang itu bisa habis semua. Karena belum ada obatnya, tidak ada vaksinnya," kata Hari, kepada detikcom, Minggu (7/5/2023).
Meski cukup berbahaya, Hari menekankan penyakit ini tidak akan menimbulkan penyakit pada manusia. Dengan demikian, apabila ada masyarakat yang tak sengaja mengonsumsi daging babi yang terjangkit virus tersebut, orang tersebut akan tetap aman.
"Anggaplah kita makan yang terkontaminasi, tidak akan bikin manusia sakit. Misalnya babi yang terkontaminasi itu tidak timbul gejala klinis, lalu kemudian dipotong dan tak sengaja dimakan manusia, masih tetap aman. Jadi berbeda dengan meningitis. kalau ASF yang fatal itu di sesama babinya," terangnya.
Tidak hanya itu, Hari juga mengatakan, virus ASF tidak akan bertahan lama di udara terbuka. Adapun jika daging babi yang terinfeksi ASF terkena sinar matahari dalam beberapa waktu, virus di dalamnya akan mati.
(ada/zlf)