Pengelola pasar ikan hias Parung, Mardiansyah menceritakan pasar ini didirikan oleh orang tuanya sejak 2014 lalu. "Dulu pasar ini tahun 2004 adanya di pinggir jalan nggak ada atap nggak ada lapak dan buka dinihari lalu 2014 dirapikan oleh orang tua saya dan sekarang buka jam 7-5 sore," kata dia kepada detikcom ditulis Minggu (14/5/2023).
Dia mengungkapkan pasar ini buka setiap hari Senin, Kamis dan Sabtu. Transaksi per hari di pasar ikan hias ini mencapai Rp 1 miliar.
Ada berbagai jenis ikan di sini, paling mahal adalah Arwana dan Gabus Cana. Mardiansyah mengatakan, ada sekitar 300 pedagang yang menggelar lapak di pasar ini. Seluruhnya adalah pedagang lama yang merupakan binaan orang tuanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ikan-ikan yang dijual di pasar ini mayoritas berasal dari Ciseeng. Seperti ikan koi, mas koki, memphis sampai ikan cupang. Dia menyebut Ciseeng merupakan salah satu wilayah yang menjadi pemasok ikan hias terbesar di Indonesia.
Mardiansyah mengharapkan agar pemerintah bisa memperhatikan para peternak ikan hias. Mulai dari pakan sampai ketersediaan lahan.
Salah satu pedagang Ncex menceritakan setiap harinya dia bisa meraup omzet dagang sebesar Rp 700 ribu - Rp 800 ribu. Menurut dia penghasilannya setiap hari memang tidak menentu.
Menurutnya pasar juga tidak seramai tahun-tahun sebelumnya. Kemudian kebiasaan belanja konsumen juga berubah. "Kalau dulu pembeli mau nawar ya dia langsung nawar, kalau sekarang nggak, mereka lihat-lihat aja terus pergi. Padahal di sini bisa ditawar," jelas dia.
Pengamat Ekonomi Kelautan dan Perikanan Suhana mengungkapkan pemerintah harus menggeber kegiatan ekspor ikan hias. Caranya mulai dari menjaga stabilitas transportasi udara untuk komoditas ikan hias.
Menurut dia, untuk ekspor ikan hias ini sangat bergantung pada sarana transportasi pesawat udara, sehingga perlu perhatian khusus terkait sarana tersebut, khususnya tarif biaya cargo untuk ekspor.
"Kemudian pemerintah juga harus memfasilitasi pelaku usaha ikan hias dalam ikut serta di berbagai pameran produk ikan hias di negara tujuan ekspor," kata dia.
Suhana menambahkan, pasokan ikan hias di seluruh perairan di Indonesia juga harus dijaga, khususnya ikan-ikan yang dilindungi. Menurut dia, untuk ikan hias sudah bukan bisnis musiman lagi, terutama di wilayah perkotaaan.
"Bisnis ikan hias tidak hanya jual beli ikan hiasnya saja, akan tetapi banyak produk turunan lainnya, seperti akuarium, perawatan, sarana, tanaman hias sehingga bisnis ikan hias ini bisa terus berkelanjutan," ujar dia.
(kil/dna)