Mesir Jadi Target Potensial Ekspor Kopi RI, Nilainya Rp 1,2 T

Mesir Jadi Target Potensial Ekspor Kopi RI, Nilainya Rp 1,2 T

Almadinah Putri Brilian - detikFinance
Rabu, 17 Mei 2023 15:11 WIB
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menghadiri Peluncuran Perundingan Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia-Eurasia Economic Union (EAEU).
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan/Foto: Dok. Kemendag
Jakarta -

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas menegaskan komitmennya dalam memperkuat hubungan kemitraan antara pengusaha Indonesia dan Mesir. Salah satunya yaitu kemitraan kopi, sebab Mesir merupakan salah satu negara yang memiliki kebutuhan kopi sangat tinggi.

"Saya mengapresiasi importir Zahret El Bon El Brazili Co yang setia menjadi mitra kerja sama dengan perusahaan kopi Indonesia dan telah terjalin cukup lama. Saya berharap hubungan yang lebih hangat antara kedua negara dapat terealisasi sesuai target, demi kemakmuran rakyat di negara masing-masing. Apabila menemui kendala, Kedutaan Besar Republik Indonesia dan Atase Perdagangan RI di Kairo siap membantu," kata Zulkifli Hasan dalam keterangan tertulis, Rabu (17/5/2023).

Zulhas mengatakan, kebutuhan kopi yang sangat tinggi di Mesir khususnya kopi robusta menjadikan Mesir pasar yang sangat potensial bagi eksportir Indonesia. Mesir adalah pasar terbesar kedua tujuan ekspor kopi Indonesia ke pasar global.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada 2022, ekspor kopi Indonesia ke Mesir tercatat sebesar US$ 82 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun (kurs Rp 14.877) dengan tren pertumbuhan 12,12% dalam lima tahun terakhir (2018-2022). Mesir merupakan mitra dagang istimewa bagi Indonesia karena merupakan negara pertama di jazirah Arab yang mengakui kedaulatan Indonesia. Selain itu, jumlah diaspora yang bermukim di Mesir juga cukup banyak, yaitu sekitar 13.000 orang.

"Untuk itu, hubungan baik antara kedua negara yang sudah terjalin selama lebih dari tujuh dekade ini perlu dibina dan dikembangkan lebih lanjut," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Pemilik Zahret El Bon El Brazili Co, Hassan Fawzy menyampaikan, perusahaannya menjual 100.000 ton kopi per tahun yang 70%-nya berasal dari Indonesia. Bijih kopi robusta yang diproses merupakan bijih kopi yang di antaranya berasal dari Lampung, Jember, Temanggung, dan Gayo.

Sebagai informasi, Zulhas menutup rangkaian kunjungan kerjanya dengan mengunjungi perusahaan importir kopi dari Mesir, Zahret El Bon ElBrazili Co pada Selasa (16/5) di Kairo, Mesir. Pada kunjungan tersebut, Zulhas bertemu dengan Ketua Divisi KADIN Mesir Hassan Fawzy, yang juga merupakan pemilik Zahret El Bon El Brazili Co dan manajer perusahaan Amr Hassan Fauzy. Turut mendampingi Zulhas, yaitu Duta Besar RI Kairo Lutfi Rauf, Direktur Jenderal (Dirjen) Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi, Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Djatmiko Bris Witjaksono, dan Dirjen Perdagangan Luar Negeri Budi Santoso.

Kunjungan ke Pabrik Indomie di Mesir

Sebelumnya, pada Senin (15/5), Zulhas juga mengunjungi salah satu pabrik Indomie di Kairo di bawah perusahaan Salim Wazaran Abu Alata Ltd. Pada kunjungan tersebut, Zulhas bertemu dengan pimpinan pabrik Indomie di Mesir, antara lain General Manager Imri Yahya, General Manager Transworld Mugetaba Abusabeeb, Direktur Manufaktur Salim Wazaran Group Arif Subowo dan Wakil CEO Ahmad Muafi. Hadir dalam acara Duta Besar RI untuk Mesir Lutfi Rauf, dan Pimpinan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Indonesia.

Zulhas mengatakan, Kemendag siap memfasilitasi pebisnis Indonesia yang berpotensi membangun pabrik atau kantor cabang di luar negeri, khususnya Mesir. Salah satunya seperti yang dilakukan Indofood yang mendirikan pabrik di Mesir. Langkah tersebut diharapkan akan semakin memperkuat pencitraan produk (branding) Indonesia sebagai pusat komoditas primer serta makanan olahan dunia di dunia.

"Kemendag (Kementerian Perdagangan) tidak hanya berkomitmen mendukung pelaku usaha untuk mengekspor produknya dari Indonesia ke pasar global, tetapi juga siap memfasilitasi pebisnis dalam mendirikan pabrik atau kantor cabang di luar negeri. Dengan mendirikan pabrik di Mesir diharapkan akan memperkuat branding yang nantinya akan menimbulkan efek ganda (multiplier effect) dalam mempromosi produk-produk kuliner Indonesia lainnya di pasar global," tuturnya.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Zulhas menegaskan, kunjungan ke perusahaan importir Mesir dan eksportir Indonesia merupakan agenda penting dari rangkaian kegiatan misi dagang yang dilaksanakan Kemendag. Menurutnya, agenda tersebut merupakan wujud nyata komitmen Kemendag dalam mendorong pertumbuhan kinerja ekspor nonmigas nasional, termasuk makanan olahan dan bahan pangan lainnya. Lebih lanjut, ia menuturkan, Indonesia akan menjadi salah satu negara tujuan utama para buyer dalam mengidentifikasi pemasok produk-produk primer dan makanan olahan yang terpercaya sebagai mitra dagang.

"Keunggulan produk makanan Indonesia yang dapat mendongkrak nilai jualnya di matabuyersalah satunya adalah kehalalannya. Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, konsep halal produk Indonesia sudah tidak diragukan masyarakat Mesir," imbuhnya.

Mesir merupakan hub perdagangan atau pintu masuk perdagangan ke negara-negara lain di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, sehingga peluang pasar yang tersedia pun bertambah luas. Ia berharap, produsen makanan dan bahan pangan dari Indonesia dapat mencermati dan memanfaatkan potensi pasar tersebut. Terlebih dengan telah ditandatanganinya Joint Trade Commission (JTC) antara Indonesia dan Mesir.

"Melalui JTC, peluang eksportir Indonesia untuk merambah pasar Mesir dan sekitarnya semakin terbuka. Jadi, silahkan dimanfaatkan peluang beserta kesempatan yang ada. Jangan ragu untuk menghubungi kami di Kemendag atau menghubungi pihak KADIN maupun business council di kedua negara," jelas Mendag Zulkifli Hasan.

Zulhas mengatakan, jumlah penduduk Mesir per 2022 mencapai 110 juta jiwa. Dengan populasi sebanyak itu, peluang pasar makanan dan minuman Indonesia sangat besar untuk memenuhi kebutuhan Mesir terhadap pangan. Ia menambahkan, Indonesia dapat memanfaatkan peluang tersebut terlebih dengan sumber daya yang melimpah.

Wakil CEO Salim Wazaran Group, Ahmad Muafi menyampaikan, Indomie saat ini memiliki dua pabrik di Mesir. Pabrik tersebut dibangun pada 2009 dan 2020 dengan total 12 lini produksi yang memproduksi 160 juta bungkus Indomie per bulan.

"Ke depannya, Indomie berencana membangun pabrik ketiga di Mesir," ujar Ahmad.

Pada Januari-Maret 2023, perdagangan kedua negara telah mencapai US$ 432,90 juta. Pada periode tersebut, nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar USD 379,40 juta dan impor senilai USD 53,50 juta. Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar US$ 325,80 juta. Berdasarkan data terbaru, komoditas ekspor utama dari Indonesia ke Mesir, yaitu crude palm oil (CPO) dan turunannya, kopi, benang dari serat stable artifisia, kayu dan barang dari kayu, kertas, bahan kimia organik, makanan olahan, serta karetdan barang dari karet.

Sedangkan, total perdagangan tahun 2022 sebesar US$ 1,57 miliar. Dari nilai tersebut, ekspor Indonesia ke Mesir sebesar US$ 1,34 miliar dan impor Indonesia dari Mesir sebesar US$ 0,23 miliar. Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar US$ 1,11 miliar. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2018-2022), perdagangan kedua negara menunjukkan tren positif 11,21%.

Kembali ke Zulhas, ia pun mengajak para pelaku usaha Indonesia dan Mesir untuk terus berkolaborasi. Ia berharap dengan kunjungan kerja ini dapat memunculkan ide-ide baru untuk pengembangan bisnis para pelaku usaha Indonesia di kancah global.

Zulhas mengajak para pelaku usaha Indonesia dan Mesir untuk terus berkolaborasi. "Mari berkolaborasi demi peningkatan nilai perdagangan kedua negara, sekaligus mendorong ekspor nonmigas Indonesia ke Mesir," pungkasnya.


Hide Ads