Kondisi Toko Gunung Agung yang Dikabarkan PHK: Sepi-Barang Tak Lengkap

Kondisi Toko Gunung Agung yang Dikabarkan PHK: Sepi-Barang Tak Lengkap

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Minggu, 21 Mei 2023 06:00 WIB
Toko Gunung Agung di Kwitang, Jakarta Pusat
Foto: Shafira Cendra Arini/detikcom
Jakarta -

PT GA Tiga Belas atau yang lebih dikenal dengan nama Toko Buku Gunung Agung tengah mendapat sorotan publik, usai dikabarkan telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal kepada ratusan karyawannya. Toko ini merupakan salah satu toko buku legendaris yang telah berdiri sejak 1953.

Kabar ini sebelumnya disampaikan oleh Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK) yang mengaku menerima laporan dari Serikat Pekerja PT GA Tiga Belas (SP Gunung Agung). ASPEK sendiri merupakan merupakan induk organisasi dari serikat pekerja tersebut.

Kondisi sepi pun kini menyelimuti gerai Toko Buku Gunung Agung yang terletak di Jalan Kwitang, Jakarta Pusat. Dalam kunjungan detikcom ke lokasi, Sabtu (20/5/2023), di dalam gedung empat lantai ini, nampak sejumlah pegawai siap berjaga di sejumlah titik. Namun sayangnya, hanya 2-3 kelompok pengunjung yang nampak berkeliling.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Begitu pula dengan lantai 2 dan 3. Mayoritas dari para pengunjung ini ialah sepasang suami istri yang membawa anaknya berjalan-jalan. Bahkan saat ini, lantai 4 sudah tidak dioperasikan lagi.

"Iya sekarang lantai 4 sudah nggak operasi. Dulunya buku-buku juga, kayak novel-novel," ujar salah seorang pegawai perempuan saat ditemui detikcom di lokasi.

ADVERTISEMENT

Namun demikian, wanita ini mengaku masih cukup banyak pengunjung yang datang ke gerai tersebut. Ia mengatakan, pengunjung pada hari kerja gerai jauh lebih ramai lantaran lokasi Toko Buku Gunung Agung ini yang berada di area perkantoran.

"Ramean hari kerja. Kalau weekend gini biasanya keluarga-keluarga. Masih lumayan banyak pelanggan-pelanggan setia yang sekeluarga datang berkunjung," tambahnya.

Koleksi Tidak Sebanyak Dulu

Seolah masa keemasannya memudar, kini koleksi buku hingga alat tulisnya sudah tak sebanyak dulu. Efisiensi ruangan di gedung tersebut pun lewat dinonaktifkannya lantai 4 menjadi salah satu indikator produk yang ditawarkan toko tersebut berkurang.

"Koleksinya memang sudah nggak sebanyak dulu," ujar salah seorang pegawai saat ditemui terpisah.

Pria ini mengatakan, pandemi COVID-19 memberikan dampak yang cukup besar, seperti tutupnya sejumlah gerai dan efisiensi karyawan Toko Gunung Agung. Namun, ia tak berani berkomentar mengenai kabar PHK sepihak.

Pemandangan serupa juga terlihat di Toko Gunung Agung Senayan City. Salah seorang pegawai mengatakan, kini sejumlah buku-buku impor terjemahan sudah ditarik sehingga sudah tidak lagi tersedia.

"Kita sudah nggak ada. Kemarin sudah ditarik," ujar salah seorang pegawai kepada pegawai lainnya saat detikcom bertanya mengenai ketersediaan sebuah buku.

Meski begitu, pengunjung yang datang Toko Gunung Agung ini jauh lebih ramai dibandingkan dengan yang di Kwitang. Merek alat tulis dan jenis-jenis buku pun terpantau lebih lengkap. "Iya, di sini memang lebih lengkap," ujar pegawai tersebut ditemui terpisah.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Pengakuan Eks Pegawai

Sementara itu, Ketua Serikat Pekerja Gunung Agung, Arfan Sentono mengakui PHK sepihak tersebut. Arfan juga mengaku, dirinya merupakan salah satu dari karyawan yang terkena PHK pada akhir Oktober 2022.

"Sejak tahun 2020 sampai 2022 ada sekitar 220-an pegawai yang di PHK," kata Agung saat dihubungi detikcom, Sabtu (20/5/2023).

Lebih lanjut Arfan mengatakan, dirinya sama sekali tidak mendapatkan uang pesangon atau kompensasi apapun. Ia hanya memperoleh satu kali gaji pada bulan terakhirnya bekerja di Toko Gunung Agung. Selain itu, ia mengklaim kalau langkah PHK tersebut juga dilakukan tanpa diberitahukan sebelumnya kepada para pegawai.

"Aturannya kan kalo mau di-PHK, karyawan diinfokan satu bulan sebelumnya. Misalnya mau di-PHK di akhir Juni 2023, diinfokannya tanggal 31 Mei 2023. Tanggal 1 Juni status masih karyawan tapi non aktif. Di akhir Juni masih dapat gaji. Nah itu yang disebut hanya dapat satu bulan gaji. Sebenarnya masih hak kami sebagai karyawan non aktif. Pada dasarnya nggak dapat apa-apa," ujarnya.

Namun untuk kasus yang dialaminya sendiri, Arfan mengatakan dirinya tiba-tiba dipanggil ke kantor untuk tanda tangan surat persetujuan PHK dan diberhentikan saat itu juga. Namun, ia menolak menandatangani surat tersebut. Adapun perusahaan menyampaikan alasan PHK massal lantaran perusahaan sedang kesulitan.

Tidak hanya itu, Arfan juga memperkirakan, PHK masih terus berlanjut pada tahun ini. Menurut informasi yang diterimanya dari berbagai sumber, Toko Gunung Agung akan menutup seluruh gerainya yang saat ini tersisa lima.

"Kemungkinan di tahun ini semua outlet akan ditutup dan akan ada pegawai yang di PHK lagi. Bulan ini outlet yang di Kampus Trisakti Grogol, Juni AEON Sentul, Juli Senayan City dan Margo City, September yang di Kwitang," tambahnya.


Hide Ads