PT GA Tiga Belas atau yang lebih dikenal dengan nama Toko Buku Gunung Agung tengah mendapat sorotan publik, usai dikabarkan telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal kepada ratusan karyawannya. Toko ini merupakan salah satu toko buku legendaris yang telah berdiri sejak 1953.
Kabar ini sebelumnya disampaikan oleh Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK) yang mengaku menerima laporan dari Serikat Pekerja PT GA Tiga Belas (SP Gunung Agung). ASPEK sendiri merupakan merupakan induk organisasi dari serikat pekerja tersebut.
Kondisi sepi pun kini menyelimuti gerai Toko Buku Gunung Agung yang terletak di Jalan Kwitang, Jakarta Pusat. Dalam kunjungan detikcom ke lokasi, Sabtu (20/5/2023), di dalam gedung empat lantai ini, nampak sejumlah pegawai siap berjaga di sejumlah titik. Namun sayangnya, hanya 2-3 kelompok pengunjung yang nampak berkeliling.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitu pula dengan lantai 2 dan 3. Mayoritas dari para pengunjung ini ialah sepasang suami istri yang membawa anaknya berjalan-jalan. Bahkan saat ini, lantai 4 sudah tidak dioperasikan lagi.
"Iya sekarang lantai 4 sudah nggak operasi. Dulunya buku-buku juga, kayak novel-novel," ujar salah seorang pegawai perempuan saat ditemui detikcom di lokasi.
Namun demikian, wanita ini mengaku masih cukup banyak pengunjung yang datang ke gerai tersebut. Ia mengatakan, pengunjung pada hari kerja gerai jauh lebih ramai lantaran lokasi Toko Buku Gunung Agung ini yang berada di area perkantoran.
"Ramean hari kerja. Kalau weekend gini biasanya keluarga-keluarga. Masih lumayan banyak pelanggan-pelanggan setia yang sekeluarga datang berkunjung," tambahnya.
Koleksi Tidak Sebanyak Dulu
Seolah masa keemasannya memudar, kini koleksi buku hingga alat tulisnya sudah tak sebanyak dulu. Efisiensi ruangan di gedung tersebut pun lewat dinonaktifkannya lantai 4 menjadi salah satu indikator produk yang ditawarkan toko tersebut berkurang.
"Koleksinya memang sudah nggak sebanyak dulu," ujar salah seorang pegawai saat ditemui terpisah.
Pria ini mengatakan, pandemi COVID-19 memberikan dampak yang cukup besar, seperti tutupnya sejumlah gerai dan efisiensi karyawan Toko Gunung Agung. Namun, ia tak berani berkomentar mengenai kabar PHK sepihak.
Pemandangan serupa juga terlihat di Toko Gunung Agung Senayan City. Salah seorang pegawai mengatakan, kini sejumlah buku-buku impor terjemahan sudah ditarik sehingga sudah tidak lagi tersedia.
"Kita sudah nggak ada. Kemarin sudah ditarik," ujar salah seorang pegawai kepada pegawai lainnya saat detikcom bertanya mengenai ketersediaan sebuah buku.
Meski begitu, pengunjung yang datang Toko Gunung Agung ini jauh lebih ramai dibandingkan dengan yang di Kwitang. Merek alat tulis dan jenis-jenis buku pun terpantau lebih lengkap. "Iya, di sini memang lebih lengkap," ujar pegawai tersebut ditemui terpisah.
Bersambung ke halaman selanjutnya.