Neraca Pembayaran RI Surplus US$ 6,5 Miliar, Ini Penyebabnya

Neraca Pembayaran RI Surplus US$ 6,5 Miliar, Ini Penyebabnya

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 23 Mei 2023 10:39 WIB
Ilustrasi Bank Indonesia, lgo bank indonesia, bi, gedung bank indonesia di Jakarta
Ilustrasi Gedung Bank Indonesia - Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Bank Indonesia (BI) mencatat Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal I 2023 surplus US$ 6,5 miliar atau naik dibandingkan kuartal IV 2022.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengungkapkan kinerja NPI tersebut ditopang oleh berlanjutnya surplus transaksi berjalan dan diiringi oleh surplus transaksi modal dan finansial.

"Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2023 meningkat dari sebelumnya 137,2 miliar dolar AS pada akhir Desember 2022 menjadi US$ 145,2 miliar, atau setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," kata dia dalam siaran pers, Selasa (23/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Erwin menjelaskan pada kuartal I 2023, transaksi berjalan membukukan surplus US$ 3 miliar atau 0,9% dari PDB. Melanjutkan capaian surplus pada kuartal IV 2022 sebesar US$ 4,2 miliar atau 1,3% dari PDB.

Dia menambahkan surplus neraca perdagangan barang tetap tinggi didukung oleh permintaan dari mitra dagang utama yang tetap baik terhadap komoditas ekspor nonmigas dan penurunan defisit migas seiring penurunan harga minyak dunia.

ADVERTISEMENT

Defisit neraca jasa mengalami penurunan, ditopang oleh kinerja jasa perjalanan(travel) yang terus menguat seiring dengan mobilitas yang meningkat dan dampak positif dari pembukaan ekonomi sehingga mendorong kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara. Selain itu, defisit neraca pendapatan primer juga menurun dipengaruhi oleh pembayaran imbal hasil investasi yang lebih rendah.

Kemudian transaksi modal dan finansial pada kuartal I 2023 mencatat surplus US$ 3,4 miliar atau 1% dari PDB, naik signifikan dibandingkan dengan surplus US$ 0,3 miliar atau 0,1% dari PDB pada kuartal IV 2022.

"Perkembangan ini dikontribusikan oleh peningkatan kinerja investasi portofolio, terutama dalam bentuk aliran masuk pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik, seiring dengan ketidakpastian pasar keuangan global yang mereda dan imbal hasil aset keuangan yang menarik," ujarnya.

Ke depan BI senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat mempengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal.

Simak juga Video: BPS Catat Ekspor RI di Desember 2022 Merosot Jadi US$ 23,83 M

[Gambas:Video 20detik]




(kil/kil)

Hide Ads