Singgung TKA China, JK Minta Pemerintah Jangan Terlalu Tunduk ke Investor

Singgung TKA China, JK Minta Pemerintah Jangan Terlalu Tunduk ke Investor

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 24 Mei 2023 15:29 WIB
Mantan wakil presiden, Ketua Umum PMI
Jusuf Kalla/Foto: Screenshoot 20detik
Jakarta -

Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla (JK) mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dinilai terlalu mengandalkan tenaga kerja asing (TKA) China dalam pembangunan smelter. Hal itu dinilai lebih banyak dipilih ketimbang mendidik tenaga kerja lokal.

JK menilai banyak anak bangsa bisa mengerjakan itu semua tanpa perlu TKA China. Hal itu diklaim telah dicontohkan oleh bisnis miliknya dalam bendera PT Hadji Kalla.

"Saya tidak bicara banyak (banjir TKA China), tapi kami di Hadji Kalla sudah kasih contoh. Smelter seperti itu bisa dibikin oleh orang kita. Itu semua yang kerja anak petani, kita didik untuk bagaimana ngelas, pasang, dan lain-lain dilatih sebulan, dua bulan sudah bisa kerja. Ya dari China (TKA) juga kan anak-anak petani juga," katanya di Universitas Paramadina Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (23/5/2023) kemarin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Cuma kenapa? Ah ini kita merasa tak percaya diri, yang begitu-begitu masa didatangkan orang luar, yang benar aja. Kapan kita pintar? Kapan kita berpengalaman? Akhirnya kita tergantung kepada luar," tambahnya.

JK menilai tidak semestinya pemerintahan Jokowi terlalu tunduk pada kemauan investor. "Jadi hanya (masalah) kemauan dan jangan terlalu tunduk pada kemauan investor itu," tegasnya.

ADVERTISEMENT

JK tak menampik ada keterlibatan TKA China di perusahaannya, tetapi tidak dalam jumlah besar. Dia menyebut beberapa dari mereka hanya dipekerjakan sebagai konsultan, sisanya dikerjakan oleh tenaga kerja Indonesia.

"Sekali lagi orang bilang bikinnya ke China, tidak! Jadi saya hanya minta bangsa ini percaya diri dan saat jadi Wapres saya lakukan itu, boleh tanya semuanya. Kami bikin sesuatu hanya ada dua-tiga orang konsultannya dari China, nanti setelah itu kita bikin semua (sendiri dengan TKI)," jelasnya.

JK berpandangan masyarakat Indonesia juga mampu kerja. Jangan sampai apa-apa panggil China sehingga menimbulkan kesan bodoh tenaga kerja Indonesia tidak bisa apa-apa.

"Jadi ini bukan hal yang baru, cuma sekarang makin klasik, seperti kita tidak bisa bikin apa-apa, memberi kesan bodoh. Kenapa? Ya ada interest (conflict of interest), tidak mau didik orang, akhirnya panggil lagi asing karena tidak pernah punya pengalaman," tutupnya.

(aid/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads