Berdasarkan data-data yang dia klaim sudah sangat bagus itu, Syahrul menyatakan Indonesia tidak akan bermasalah bila Vietnam mengurangi ekspor beras. Pasalnya, di Indonesia beras dirasa sangat cukup.
"Iya lah (nggak ada masalah). Kalau cukup makananmu mau beli lagi? Untuk apa," pungkas Syahrul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senada dengan Syahrul, Perum Bulog juga menyatakan langkah Vietnam mengurangi kuota ekspor beras tidak akan berpengaruh besar ke Indonesia. Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Awaludin Iqbal menyatakan pada dasarnya impor, termasuk dari Vietnam, hanya merupakan salah satu alternatif untuk pemenuhan beras cadangan pemerintah (CBP).
Awaludin menegaskan Bulog akan menjadikan produksi beras lokal dari para petani sebagai sumber utama penyerapan CBP.
"Impor hanya lah salah satu alternatif sumber untuk memenuhi cadangan beras pemerintah, sumber utama CBP tetap produksi beras dalam negeri yang sampai saat ini Bulog tetap melakukan penyerapan," ungkap Awaludin kepada detikcom.
Bila Indonesia terpaksa impor pun, Awaludin bilang masih banyak sekali negara yang jadi alternatif asal impor beras. Mulai dari Thailand, India, sampai Pakistan.
"Selain Vietnam, ada beberapa negara yang menjadi alternatif asal impor, seperti Thailand, India dan Pakistan," ujar Awaludin.
Data Impor Beras Asal Vietnam
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada periode Januari-November 2022 Indonesia melakukan impor beras 326.450 ton. Impor beras menurut negara asal pada periode tersebut didominasi oleh India dengan volume impor 157.970 ton atau 48,49%.
Kemudian, impor terbesar kedua dilakukan dari Pakistan sebanyak 68.720 ton atau sekitar 21,05%. Kemudian, impor terbanyak berikutnya dilakukan dari Thailand sebanyak 51.580 ton atau sekitar 15,8%.
Nah Vietnam menjadi negara asal beras impor terbanyak keempat. Indonesia pada periode Januari-November 2022 mengimpor 44.340 ton beras asal Vietnam atau mencapai 13,58% dari total jumlah impor beras seluruhnya.
Masih dari data BPS, secara historis dari tahun 2015-2021, Indonesia memang cukup rajin melakukan impor beras dari Vietnam. Paling banyak di tahun 2018 sebanyak 767.180,9 ton.
Rinciannya, beras impor Vietnam di tahun 2015 sebesar 509.374,2 ton, tahun 2016 sebesar 535.577 ton, tahun 2017 sebesar 16.599,9 ton, dan tahun 2018 sebesar 767.180,9 ton.
Kemudian, di tahun 2019 sebesar 33.133,1 ton, tahun 2020 sebesar 88.716,4 ton, dan tahun 2021 sebesar 65.692,9 ton.
Di sisi lain perlu diketahui juga, Perum Bulog sendiri pada awal tahun ini baru saja menyelesaikan impor beras sebanyak 500.000 ton. Paling banyak impor dilakukan dari Vietnam dan Thailand.
(hal/dna)