CEO Haus! Gufron Syarif bercerita dirinya sempat menjajal berbagai pekerjaan sebelum menjadi bos minuman kekinian. Beberapa di antaranya, ia sempat bekerja di bank hingga dosen.
Pada awalnya, ia mengenyam pendidikan di Universitas Padjadjaran mengambil jurusan akuntansi. Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikan masternya di RMIT University di Australia mengambil jurusan bisnis IT.
Saat kuliah di Australia, ia sempat membaca sebuah buku berjudul The Confession of an Economic Hitman karya John Perkins. Setelah membaca buku tersebut, ia mulai mendapat tujuan yang ingin ia lakukan, yakni menjadi seorang pengusaha.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekembalinya ke Indonesia, ia langsung mengutarakan keinginannya menjadi pengusaha pada orang tuanya. Namun demikian, orang tua Gufron tidak menyutujuinya.
"Bokap penginnya gue kerja di Bank Indonesia, tapi itu bukan yang pengin gue tuju. Akhirnya setelah kompromi, gue tetap kerja di bank," ujarnya dalam dPreneur, acara ini didukung oleh Bank BJB, tanda mata untuk negeri di Auditorium Binus Alam Sutera, Tangerang Selatan, Selasa (30/5/2023).
Menurutnya, dengan bekerja di bank, Gufron bisa bertemu dengan pengusaha sehingga bisa belajar untuk membuka usaha darinya. Setelah bekerja di bank selama 3 tahun, ia tetap ingin menjadi pengusaha.
Gufron pun mengutarakan keinginannya lagi ke orang tuanya. Akhirnya, sang ayah pun mengizinkannya untuk jadi pengusaha dengan syarat harus bekerja sebagai dosen. Hal itu karena ia lahir di keluarga yang mengedepankan pendidikan, seperti kakeknya yang juga seorang dosen.
"Akhirnya 2010 apply ke Unpad jadi dosen, alhamdulillah ya keterima," tuturnya.
Ia menerima tawaran menjadi dosen karena menurutnya bisa tetap sambil menjadi pengusaha. Namun demikian, pemikirannya salah. Menjadi pengusaha tidak bisa dilakukan sambil melakukan hal lain, karena perlu fokus penuh dalam menjalaninya.
Ia memulai bisnis pertamanya pada 2010. Gufron membuka sebuah bisnis makanan di Bandung. Mulai dari jualan ayam hingga rendang. Setelah beberapa lama menjalankan bisnis makanan, ia pun mencoba bisnis makanan lainnya, yaitu makanan dan minuman kekinian, melalui Haus!.
"Akhirnya gue merasa this is not the right ship for me so I have to create another ship. Makanya muncul lah di bisnis ke empat, adalah Haus! yang sekarang ini," ujarnya.
(fdl/fdl)