CEO HMNS Rizky Arief Buka-bukaan Bisnis Ada Formulanya, Caranya Gimana?

CEO HMNS Rizky Arief Dwi Prakoso menyatakan bahwa untuk membangun bisnis diperlukan sebuah formula. Tidak hanya melulu soal waktu, jaringan, dan sumber daya.

Hal itu dikatakan Rizky mengutip buku Eric Ries dengan judul The Lean Startup. Menurutnya, membangun bisnis adalah bagaimana bisa belajar dan menerapkannya dengan cepat.

"Jadi bisnis itu ternyata ada formulanya, gitu. It's not about the mentor of timing, network, resources, tapi ternyata bisa kita formulakan dengan belajar how to do it dengan cara yang cepat," kata Rizky dalam acara dPreneur 'Muda-muda Jadi CEO' di Binus University Alam Sutera yang didukung oleh Bank BJB, tanda mata untuk negeri, Tangerang, Selasa (30/5/2023).

Saat mempelajari buku itu, Rizky sedang menjadi CEO NAH Project pada September 2017-Oktober 2018 dengan latar belakang sarjana Teknik Geologi. Sampai akhirnya dia memberanikan diri memulai bisnis sendiri dengan brand parfum HMNS.

"Gua benar-benar merasa 'yaudah malam gua belajar, pagi-pagi gua terapin. So that easy everything yang gua lakukan, ternyata works. Walaupun sebenarnya buku ini ngajarin kebanyakan text startup, tapi ternyata gua terapin ke bisnis konvensional yang saat itu jualan sepatu but than works," ucapnya.

"So I really recommend this untuk teman-teman bisa pelajarin dan ketika teman-teman mau buat bisnis I think this book really sampai sekarang pun masih sangat-sangat relevan," tuturnya.

Selanjutnya, Rizky menerapkan salah satu aspek penting dan terus dijaga konsistensinya adalah customer relationship. Mereka menjalin komunikasi secara lebih personal dengan para konsumennya sehingga HMNS sangat berkarakter dan memiliki konsumen yang loyal.

Sebagai merek terbilang baru yakni 2019, HMNS menonjolkan komunikasi yang relevan dan personal agar konsumen percaya dengan produk yang dimiliki HMNS. Selain itu, sistem penjualan secara online juga berperan besar dalam mengurangi biaya produksi sekaligus menjangkau lebih banyak konsumen.

"Orang itu nggak beli produk yang over tapi mereka beli versi lebih baik dari diri mereka sendiri. Contoh orang beli mobil Mercy karena mereka mikir akan keren pakai mercy, ini yang benar-benar kita coba exercise banget," imbuhnya.