Senior Analis Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P. Sasmita menilai konser musik yang tengah marak digelar di Indonesia mampu memberikan multiplier effect di sektor ekonomi. Salah satunya BNI Java Jazz Festival 2023.
BNI Java Jazz Festival 2023 disebut berpotensi mendorong geliat ekonomi kreatif nasional serta sektor turunan lainnya. Gelaran ini juga diharap dapat menjadi pendongkrak pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua tahun ini.
"Konser musik akan berimbas kepada tingkat hunian hotel, penjualan produk UMKM, merchandise, dan banyak lagi sektor lainnya," ungkap Ronny dalam keterangan tertulis, Minggu (4/6/2023).
Menurutnya, konser musik yang berhasil mendatangkan banyak musisi mancanegara ini juga akan berimbas pada branding Indonesia dan Jakarta. Sebagaimana diketahui, BNI Java Jazz Festival 2023 menghadirkan banyak nama musisi terkenal, seperti Stephen Sanchez, Stacey Ryan, Cory Wong, Laufey, dan lainnya.
"Konser semacam ini sangat bagus sebagai instrumen untuk branding, terutama city branding, seperti Jakarta. Banyak musisi yang punya kriteria tertentu untuk kota atau negara yang ingin mereka singgahi," jelasnya.
Ia menambahkan konser semacam ini juga akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan citra dan awareness publik internasional atas Indonesia dan Jakarta. Hal ini akan berdampak positif untuk sektor pariwisata dan investasi.
Senada, Direktur Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan multiplier effect dari maraknya penyelenggaraan konser seperti BNI Java Jazz Festival 2023 cukup positif menggerakkan berbagai sektor ekonomi.
"Mulai dari MICE, jasa Event Organizer, periklanan, ticketing, jasa transportasi, telekomunikasi, industri makanan minuman, hingga UMKM di sekitar lokasi konser. Sementara itu, dampak ke pendapatan daerah akan lumayan besar," pungkasnya.
(anl/ega)