Pemerintah Buka Opsi Jadikan Waskita 'Anak Usaha' Hutama Karya

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 05 Jun 2023 17:15 WIB
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Kementerian BUMN mengungkapkan opsi ekstrem untuk jalan keluar kondisi bobrok PT Waskita Karya. Idenya, Waskita yang saat ini kesulitan keuangan dan terlilit utang akan direstrukturisasi kemudian dijadikan anak usaha PT Hutama Karya.

Opsi tersebut diungkapkan oleh Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo atau yang akrab disapa Tiko. Dia mengungkapkan Waskita akan menjadi anak usaha PT Hutama Karya dengan cara melakukan inbreng saham pemerintah di Waskita Karya ke Hutama Karya.

Bila opsi ini dilakukan, otomatis Hutama Karya akan menjadi pemegang saham terbesar Waskita Karya. Artinya, Waskita Karya bakal menjadi anak usaha Hutama Karya.

"Ini baru ide sementara ya, belum pasti. Jadi diinbrengkan saham pemerintah (di Waskita) ke Hutama Karya. Nanti porsi pemerintah kan publik ya. Saya lupa kalau tidak salah sekitar 70an persen itu akan diinbrengkan ke Hutama Karya," ungkap Tiko ditemui di Gedung DPR Jakarta, Senin (5/6/2023).

Namun apabila opsi mau diambil, Waskita Karya harus diselesaikan dulu proses restrukturisasi keuangannya menjadi lebih sehat. Proses restrukturisasi akan fokus untuk menangani lilitan utang Rp 45 triliun yang ada di Waskita.

"Cuma untuk opsi itu kita mau mastikan restrukturisasi selesai dulu, karena kan Hutama Karya itu tugasnya berat, harus selesaikan Trans Sumatera. Kita make sure restrukturisasi selesai dulu baru dilakukan itu (inbreng saham)," ujar Tiko.

"Kita ada restrukturisasi dari sisi kreditur dan pemegang obligasi, karena kewajiban besar Rp 45 triliun, apa kita panjangkan 10, 15 tahun tenornya masih dinegosiasikan," jelasnya.

Untung Buat Waskita

Bila opsi inbreng saham pemerintah di Waskita ke Hutama Karya dilakukan, menurut Tiko akan sangat menguntungkan Waskita. Pasalnya, Waskita akan memperoleh proyek konstruksi lebih mudah. Hutama Karya yang nantinya akan memberikan proyek ke Waskita sebagai induk usaha.

Selama ini dengan kondisi perusahaan yang memprihatinkan, Waskita kesulitan untuk mendapatkan proyek. Artinya, pemasukan pun jadi makin seret.

"Jadi tujuannya itu ke depan itu dia ada proyek yang steady dari atas gitu. Kalau sekarang kan dia ikut nge-bid di mana-mana tapi kalah bersaing. Nanti malah bukan untung malah boncos terus, dapat project rugi terus," papar Tiko.

"Jadi kalau di bawah Hutama Karya kan dia banyak proyeknya, Waskita bisa dikasih project dengan nilai margin terukur, jadi tidak harus bersaing bebas dan nanti dapat project merugi," lanjutnya.

Tiko juga menjamin opsi ini tidak akan membuat Waskita delisting atau mundur dari bursa saham. Pasalnya, yang diinberengkan cuma saham milik pemerintah saja.

"Nggak (delisting), kan yang publik tetap ada, kan cuma saham pemerintah aja yang diinbrengkan," sebut Tiko.




(hal/eds)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork