Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (PPR) Kementerian Keuangan, Suminto mengungkapkan pemerintah akan menarik utang luar negeri US$ 2 miliar atau Rp 29 triliun (kurs Rp 14.800). Dana tersebut ditujukan untuk 11 program tahun depan.
"Perencanaan sekarang di tahun 2024 kami akan melakukan pengadaan pinjaman tunai setara US$ 2 miliar, atau kalau menggunakan kurs Rp 14.000 sekian berarti sekitar Rp 29 triliun," katanya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR RI, Jakarta Pusat, Selasa (13/9/2023).
Suminto mengatakan, utang tersebut berasal dari empat lembaga dunia, yaitu lembaga multilateral dan lembaga bilateral. Rinciannya, penarikan utang dari Asian Development Bank (ADB) US$ 1,03 miliar, Bank Dunia US$ 701 juta, Japan International Cooperation Agency (JICA) 30 miliar yen Jepang, dan Kanada 100 juta dolar.
"Di situ dari ADB 1,03 miliar, dari Bank Dunia US$ 701 juta, JICA Jepang 30 miliar Japanese Yen, dari Kanada 100 juta dolar Kanada," lanjutnya.
Rincian 11 Program:
- Disaster Risk Finance and Insurance - World Bank US$ 155 juta
- Mangrove for Coastal Resilience (M4CR) - World Bank US$ 146 juta
- Intergovernmental Transfers and Sub-national Finance (SINERGIS) - World Bank US$ 100 juta
- Financing Green Transformation Program - World Bank US$ 100 juta
- Investing in Nutrition and Early Years Phase II - World Bank US$ 100 juta
- National Health Insurance (JKN) Reforms - World Bank US$ 100 juta
- Supporting Essential Health Actions for Transformation/SEHAT - ADB US$ 35 juta
- State-Owned Enterprise/SOE Reform 2 - ADB US$ 500 juta
- Domestic Resource Mobilization - ADB US$ 500 juta
- Clean Living Environment Acceleration Program - JICA 30 miliar Yen
- Promoting Innovative Financial Inclusion Program 2- Canada - Kanada 100 juta dolar Kanada
(ara/ara)