Diketahui dengan adanya kerja sama Tokopedia dan Kementerian BUMN RI ini, UMKM binaan Kementerian BUMN RI, contohnya Sambal Mantu dan Madu Suhita, bisa mendapatkan exposure lebih. Pelaku UMKM juga berkesempatan mengikuti pelatihan gratis dan komprehensif tentang berbisnis online.
Di sisi lain, Pemilik Sambal Mantu (Bali), Made Ani Setia Wulan menjelaskan inisiatif Rumah BUMN di Tokopedia membantu pelaku usaha seperti dirinya, terutama dalam menumbuhkan bisnis. Dia menyebut produknya kini lebih mudah menjangkau pembeli dan dibeli lebih banyak dibeli masyarakat. Di samping itu, mereka juga memiliki kesempatan mendapatkan modal serta pembinaan usaha.
"Awal mula pembuatan Sambal Mantu terinspirasi dari kegemaran keluarga kami terhadap sambal embe khas Bali, yang terdiri dari perpaduan bawang merah, bawang putih, garam dan cabai," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wulan mengatakan dalam menjalankan usaha dirinya menggandeng sekitar lima petani di Petang dan Tabanan untuk memastikan kualitas bahan-bahan lokal yang digunakan dalam pembuatan Sambal Mantu. Dia pun memadukan resep tradisional dan pengolahan modern untuk menciptakan cita rasa sambal Bali yang enak, gurih, crispy dan bebas MSG.
Seiring berjalannya waktu, kata dia, produk Sambal Mantu makin digandrungi masyarakat dari berbagai daerah dan kerap dijadikan oleh-oleh khas Bali oleh wisatawan. Hal ini membuat Wulan akhirnya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan tetap untuk menekuni usaha rumahan Sambal Mantu.
Dia mengatakan usaha Sambal Mantu mengalami peningkatan transaksi sebesar lebih dari 2 kali lipat di kuartal I 2023 dibandingkan tahun sebelumnya.
"Berkat Tokopedia, kami bisa memaksimalkan penjualan online sehingga secara tidak langsung juga membantu para petani lokal di Petang dan Tabanan," kata Wulan.
Senada, Pemilik usaha Madu Suhita (Bandar Lampung) Isnina mengapresiasi Tokopedia yang memberikan panggung lebih bagi UMKM lokal binaan Kementerian BUMN RI melalui halaman 'Rumah BUMN'. Dia menilai pelaku usaha memang dituntut untuk menjadi lebih kreatif agar bisa menggarap potensi pasar, termasuk lewat platform digital seperti Tokopedia.
Dia mengatakan usaha yang digelutinya bersama suami berawal dari keinginan untuk mengonsumsi madu murni. Namun saat itu, ia belum menemukan madu yang sesuai di pasaran. Isnina pun mencoba untuk memelihara lebah madu secara mandiri.
"Awalnya, kami gagal dan rugi ratusan juta rupiah. Bermodal ketekunan dan konsistensi, kami akhirnya berhasil memiliki beberapa peternakan lebah madu di Lampung. Kami menggandeng masyarakat pinggiran hutan yang beternak lebah untuk menjadi pemasok. Selain di Lampung, kami juga bekerja sama dengan peternakan lebah di Bukit Barisan dan Jambi," ungkap Isnina.
Dalam menjaga kualitas produk, Madu Suhita berinovasi dengan memanfaatkan mesin penurun kadar air dari madu sehingga produk madu menjadi lebih tahan lama untuk disimpan dan aman dikonsumsi hingga tiga tahun. "Teknologi pascapanen ini baru kami yang punya," kata Isnina.
Madu Suhita berjualan online di Tokopedia sejak 2019. Penjualan online di Tokopedia berkontribusi hampir 50% dari keseluruhan penjualan produk Madu Suhita. Isnina mencatat ada kenaikan transaksi antarpulau lebih dari 3,5 kali lipat pada kuartal I 2023 dibandingkan kuartal I 2022.
(akd/ega)