Retail adalah penjualan barang eceran dengan tujuan memenuhi keperluan sehari-hari para konsumen. Kebanyakan pebisnis telah menggunakan sistem retail untuk menyasar pasar yang lebih luas.
Di era perkembangan ekonomi yang semakin pesat, sebagian orang pasti sudah tidak asing lagi dengan bisnis retail. Bahkan bisa jadi, Detikers telah atau sedang ingin memulai bisnis retail sendiri.
Jika iya, apakah sobat Detikers tahu makna retail lebih mendalam? Yuk intip serba-serbinya di sini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Retail
Dikutip dari situs perusahaan pembiayaan, retail berasal dari bahasa Perancis ritellier yang berarti membagi menjadi bagian lebih kecil. Sedangkan, dalam kamus bahasa Inggris-Indonesia, retail bisa juga diartikan sebagai eceran.
Dapat diartikan, bisnis retail adalah usaha yang menjual jasa dan barang eceran (satuan). Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan harian masyarakat dan tidak untuk diperjualbelikan kembali.
Unit retail akan membeli produk dalam jumlah besar dari grosir. Produk kemudian dijual kembali dalam jumlah kecil kepada masyarakat sebagai pembeli akhir.
Fungsi Retail
Retail memiliki fungsi penting untuk meningkatkan nilai produk dan jasa yang dijual pada konsumen. Berikut fungsinya lebih lengkapnya.
Penyedia Produk Barang dan Jasa
Retail berusaha menyediakan kebutuhan konsumen berupa produk dan jasa yang variatif.
Memecah Ukuran Produk
Retail dapat memecah beberapa ukuran produk menjadi lebih kecil.
Menyimpan Stok Perusahaan
Retail juga dapat menjadi gudang penyimpanan stok/persediaan dengan ukuran yang lebih kecil (holding inventory).
Penghasil Jasa
Retail mampu memudahkan konsumen dengan menyediakan sebuah jasa (providing service).
Meningkatkan Produk dan Jasa
Kehadiran retail akan membantu menambah nilai barang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Jenis Retail
Retail Toko (Store Retailing)
Retail toko terdiri dari berbagai macam jenisnya. Specialty Store (Toko Khusus) misalnya. Toko khusus menjual lini produk tertentu.
Kemudian, ada yang disebut dengan Department Store (Toko Serba Ada). Toko ini menjual produk eceran dari berbagai macam lini produk. Biasanya toko seperti ini mempunyai volume usaha yang besar, kondisi keuangannya kuat, dan badan hukumnya berbentuk PT maupun CV.
Selanjutnya ada Convenience Store (Toko Kebutuhan Sehari-hari). Toko ini relatif kecil dan terletak di daerah pemukiman. Produk yang dijual erat dengan kebutuhan harian, seperti minuman, makanan ringan, rokok, dll.
Selain itu juga ada Pasar Swalayan (Supermarket). Toko ini memiliki operasi relatif besar, Swalayan dirancang untuk melayani semua kebutuhan konsumen, seperti produk-produk bahan makanan, minuman kaleng, hingga produk-produk perawatan rumah tangga.
Retail Bukan Toko (Non-Store Retailing)
Retail bukan toko juga kerap menjadi pilihan untuk bisnis retail ini. Tanpa adanya toko, penjual masih dapat menawarkan produknya melalui:
Penjualan Langsung (Direct Selling)
Penjualan Langsung biasanya dilakukan dengan cara berkeliling untuk mencari pelanggan.
Penjualan Pintu ke Pintu (One to One selling)
Penjualan dalam bentuk ini biasanya penjual mengunjungi dan mencoba menjual produk ke satu pembeli yang dianggap potensial.
Penjualan Satu ke Banyak (One to Many Selling)
Seorang pedagang datang untuk mendemonstrasikan produk kepada beberapa kelompok konsumen.
Organisasi retail (Retailer Organization)
Organisasi retail adalah kelompok retail independen yang didukung oleh satu pedagang besar, misalnya:
Jaringan Sukarela (Voluntary Cooperative)
- Koperasi Retail (Retailing Cooperative)
- Koperasi Konsumen (Consumer Cooperative)
- Organisasi Waralaba (Franchise Organization).
Sistem Kerja Retail
Sistem kerja retail berkaitan dengan proses yang terlibat dalam mengoperasikan bisnis ritel yang meliputi:
Membuat Perencanaan Internal
Menjalankan bisnis retail yang sukses mengharuskan pengusaha untuk menetapkan perencanaan internal. Baik secara tujuan perusahaan maupun kualitas SDM setiap karyawannya.
Melakukan Riset Pasar
Dengan melakukan riset pasar, perusahaan dapat mempelajari perilaku konsumen, memastikan permintaan produk, dan menemukan promosi kepada calon pelanggan.
Merancang logistik
Retail harus menentukan bagaimana cara pemesanan hingga penyimpanan produk. Perlu dipastikan produk aman dan barang tidak ada yang cacat agar tidak mengecewakan konsumen.
Menetapkan target keuangan
Retail perlu menetapkan target pendapatan dengan terus mengembangkan strategi untuk mencapai keuntungan.
Menentukan lokasi
Lokasi menjadi hal yang penting dalam sebuah usaha retail. Mulai dari menentukan lokasi toko offline hingga penentuan e-commerce terbaik.
Menentukan patokan harga
Retail harus mencari distributor yang menawarkan barang dengan memenuhi standar harga yang kompetitif.
Menetapkan kualitas layanan
Retail perlu membangun reputasi dengan menjaga konsistensi kualitas layanan.
Menetapkan strategi promosi dan pemasaran
Retail dapat mempromosikan produk mereka untuk menarik pelanggan dengan mengadakan diskon maupun memposting di media sosial.
Memberikan pelayanan yang memuaskan
Bisnis retail wajib memberikan pengalaman terbaik kepada pelanggan, menerima dan menindaklanjuti keluhan, serta menyediakan layanan lainnya yang dapat membuat pelanggan nyaman.
Contoh Bisnis Retail
- Toko Kelontong
Toko kelontong atau warung sembako kecil adalah salah satu contoh ritel yang mudah ditemukan di sekitar masyarakat. Retail ini menjual berbagai kebutuhan, seperti makanan dan minuman, kebutuhan rumah tangga, dan masih banyak lagi.
- Kedai Kopi
Kedai kopi menjadi bisnis sangat menjamur belakangan ini. Selain menjual kopi, Kedai Kopi juga kadang kala dilengkapi dengan menu-menu lainnya, seperti cemilan dan makanan berat.
- Toko Furniture
Toko furniture tentu menjadi salah satu usaha retail yang tidak akan ada habisnya. Mengingat, perubahan dan perkembangan furniture akan selalu diikuti oleh masyarakat.
Perbedaan Bisnis Ritel dengan Grosir
Meskipun terlihat memiliki kesamaan karena sama-sama menjual kebutuhan masyarakat. Ternyata grosir dan bisnis ritel memiliki pengertian yang berbeda, yaitu:
Tujuan Penjualan
Retail lebih berfokus pada konsumen akhir, yang mana barang dan jasa yang ditawarkan hanya untuk konsumsi pribadi. Sedangkan, grosir menjual barang dan jasa yang kemudian dapat dijual kembali oleh para pedagang eceran.
Harga Produk
Harga grosir biasanya akan lebih murah karena produk yang dibeli bertujuan untuk dijual kembali. Selaras dengan harga yang murah tersebut, pihak grosir umumnya menetapkan jumlah produk yang dibeli berupa dus, keratan, dll.
Target Pasar
Target pasar grosir lebih diperuntukkan bagi pelaku usaha skala kecil, seperti toko kelontong. Sedangkan retail hanya menyasar setiap individu masyarakat.
Nah, itulah tadi pengertian, fungsi, jenis, sistem kerja, contoh, dan perbedaan antara retail dengan grosir. Semoga bermanfaat ya, Detikers!
(row/row)