Badai PHK di Mana-mana, 21 Perusahaan Teknologi Pangkas Pegawai

Badai PHK di Mana-mana, 21 Perusahaan Teknologi Pangkas Pegawai

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Senin, 19 Jun 2023 13:56 WIB
Ilustrasi pria di-PHK
Ilustrasi PHK - Foto: iStock
Jakarta -

Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) terjadi di berbagai perusahaan di dunia. Tak terkecuali pada perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang teknologi.

Tercatat hingga pertengahan 2023 ini ribuan pekerja di seluruh dunia terpaksa harus diberhentikan karenanya. Beberapa di antaranya adalah perusahaan induk Google yakni Alphabet, Amazon, Microsoft, Oracle hingga induk Facebook, Meta.

Berdasarkan catatan detikcom, berikut 21 perusahaan teknologi dunia yang melakukan PHK masal hingga Juni 2023 ini:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

  • Oracle

Perusahaan pembuat software atau perangkat lunak Oracle melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran di unit usaha kesehatan mereka. Diperkirakan ratusan pegawai terimbas PHK massal kali ini. Diketahui, belum lama ini Oracle memang melakukan akuisisi pada perusahaan rekam medis elektronik Cerner senilai US$ 28,3 miliar. Di perusahaan inilah Oracle melakukan pemangkasan karyawan.

Oracle disebut memberikan uang pesangon yang setara dengan empat minggu upah para pekerjanya. Lalu jumlah pesangon ini juga ditambah setara satu minggu untuk setiap tahun masa kerja dan juga pembayaran upah di hari libur.

ADVERTISEMENT
  • Reddit

Reddit melakukan PHK ke 5% karyawan atau sekitar 90 tenaga kerjanya. Reddit pun menambah deretan perusahaan teknologi di AS yang melakukan PHK. Adapun The Wall Street Journal yang pertama kali melaporkan langkah efisiensi Reddit pada hari Selasa. Mengutip email yang dikirim ke karyawan dari Chief Executive Reddit, Steve Huffman dijelaskan perusahaan juga akan mengurangi perekrutan di sisa tahun ini menjadi sekitar 100 orang dari rencana awal 300 orang.

  • GrubHub

Jasa pesan antar makanan online asal Amerika Serikat (AS) Grubhub melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 400 karyawannya. Angka itu sekitar 15% dari total tenaga kerjanya. CEO Grubhub Howard Migdal menyebut PHK merupakan keputusan berat yang terpaksa diambil oleh perusahaan. Alasannya, demi bertahan, memberikan pelayanan terbaik bagi konsumen dan mitra perusahaan.

"Kami perlu membuat beberapa keputusan sulit untuk memperkuat daya saing kami, memberikan layanan terbaik untuk konsumen dan mitra kami lainnya, dan menjadi sukses untuk jangka panjang," kata Migdal dalam sebuah surat yang diterbitkan untuk karyawan, dikutip dari CNN, Selasa (13/6/2023).

Perusahaan jasa antar makanan online yang berkantor pusat di Chicago ini memang sedang menghadapi persaingan ketat di pasaran. Grubhub merupakan saingan Uber Eats dan Doordash untuk bisnis pengiriman makanan online.

  • Spotify

Spotify melakukan PHK terhadap 200 pekerja, atau setara 2% total jumlah karyawannya. PHK ini menyasar karyawan di department podcast Spotify. "Keputusan yang sulit, tetapi perlu dilakukan untuk menata kembali strategi," tulis perusahaan yang berbasis di Swedia itu, dikutip dari CNN, Selasa (6/6/2023).

Diketahui, Spotify bertaruh besar untuk divisi podcast dalam beberapa tahun terakhir. Tahun 2019, Spotify mendesain ulang aplikasi dan telah menghabiskan lebih dari US$ 500 juta dolar untuk studio penghasil podcast. Namun, perusahaan telah mengurangi jumlah konten eksklusif yang dimilikinya. Kesepakatan dengan profesor sekaligus pengajar, BrenΓ© Brown, jurnalis olahraga Jemele Hill, serta dengan Barack dan Michelle Obama akan kadaluarsa.

Langkah PHK ini merupakan yang kedua di tahun ini. Di bulan Januari sekitar 6% tenaga kerja globalnya diberhentikan karena perlambatan belanja iklan.

  • Meta

Pada Maret 2023 kemarin, Meta yang merupakan induk Facebook mengumumkan akan memangkas 10.000 karyawan mereka. PHK massal ini sendiri dilakukan dalam tiga tahap. PHK massal ini merupakan yang kedua kalinya dilakukan oleh perusahaan, setelah sebelumnya di 2022 Meta memberhentikan lebih dari 11.000 karyawan. Pemangkasan tersebut membuat jumlah karyawan perusahaan turun tajam setelah ada perekrutan besar-besaran sejak 2020.

Secara keseluruhan pemangkasan karyawan paling banyak terjadi pada divisi non-teknik seperti desain konten. Sekitar 4.000 karyawan kehilangan pekerjaan mereka pada April 2023.

Perusahaan mengatakan pemangkasan selanjutnya kemungkinan akan berdampak pada sekitar 490 karyawan di kantor pusat internasionalnya di Dublin, atau hampir 20% dari tenaga kerja Irlandia.

  • Alibaba

Raksasa teknologi asal China, Alibaba, telah melakukan perampingan karyawan pada unit cloud milik mereka. Jumlahnya karyawan yang akan dipangkas mencapai 7% dari total pekerja di unit cloud. Unit cloud Alibaba juga dikabarkan sudah mulai menawarkan pesangon kepada karyawannya. Alibaba sendiri belum memberikan keterangan resmi soal kabar PHK ini.

Namun yang jelas pada Mei ini, Alibaba menang sedang menyusun pendaftaran dan rencana penggalangan dana untuk empat unit bisnisnya. Sebagai bagian dari rencana, layanan cloud-nya yang disebut-sebut menjadi paling besar di China juga akan dijadwalkan akan didaftarkan ke bursa saham tahun depan.

  • LinkedIn

Platform media sosial, LinkedIn akan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 716 karyawan dan menutup aplikasi lowongan kerjanya di China. Dikutip dari CNN, Jumat (12/5/2023), CEO LinkedIn Ryan Roslansky mengatakan, keputusan tersebut dibuat di tengah pergeseran perilaku pelanggan dan pertumbuhan pendapatan yang melambat. Hal itu diungkap Roslansky melalui surat yang ditujukan kepada karyawan.

"Kami membuat perubahan pada organisasi bisnis global kami dan strategi China kami yang akan menghasilkan pengurangan peran untuk 716 karyawan," katanya.

Di luar itu, LinkedIn akan menghapus salah satu aplikasinya di China pada 9 Agustus, yakni InCareer. Namun, LinkedIn akan mempertahankan kehadirannya di China termasuk menyediakan layanan bagi perusahaan yang beroperasi di sana untuk mempekerjakan dan melatih karyawan di luar negeri.

  • Shopify

Marketplace asal Kanada, Shopify melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 20% karyawannya. Padahal sebelumnya pada kuartal I 2023 ini pendapatan perusahaan berhasil naik 25% menjadi US$ 1,51 miliar atau Rp 22,181 triliun (Kurs Rp 14.690).

CEO Tobi LΓΌtke mengumumkan PHK dalam sebuah memo kepada karyawan yang diposting di situs web perusahaan. Dia tidak merinci unit mana yang terkena PHK. Namun Shopify diketahui memiliki sekitar 11.600 karyawan dan kontraktor pada 31 Desember. Itu berarti, Shopify akan memangkas sekitar 2.320 orang atau 20% dari total karyawan tersebut.

"Saya menyadari dampak dari keputusan ini menghancurkan kalian, dan saya tidak membuat keputusan ini dengan enteng," tulis LΓΌtke, dikutip dari CNBC, Jumat (5/5/2023).

Karyawan yang terdampak akan menerima pesangon minimal 16 minggu gaji, ditambah satu minggu gaji untuk setiap tahun masa kerja di Shopify. Selain itu, perusahaan juga memberikan layanan outplacement untuk membantu korban PHK mendapatkan pekerjaan baru.

Dropbox

Pada April 2023 kemarin Dropbox mengumumkan rencana untuk memangkas 500 karyawan, atau sekitar 16% dari tenaga kerjanya. Mengutip CNBC, rencana PHK itu terungkap dari blog di situs web perusahaan.

CEO Dropbox Drew Houston menulis dalam blog bahwa perusahaan telah memperhitungkan pertumbuhan yang melambat, sebagian karena proses bisnisnya, dan juga sebagai akibat dari hambatan ekonomi yang menekan pelanggannya.

Selain itu, Houston mengatakan, Dropbox lebih fokus pada produk yang didukung Artificial Intelligence (AI), dan hal itu akan membutuhkan perekrutan pekerja dengan keahlian yang berbeda.

Karyawan yang terkena dampak akan menerima layanan penempatan kerja gratis dan pelatihan karir, menurut postingan blog tersebut, bersama dengan pembayaran pesangon hingga 16 minggu dan satu minggu tambahan per tahun sesuai masa kerja di Dropbox.

Houston menambahkan PHK adalah bagian dari konsolidasi perusahaan yang lebih luas, termasuk restrukturisasi tim internal lainnya. Dropbox berencana menyelenggarakan pertemuan internal untuk menjawab pertanyaan karyawan.

  • Clubhouse

Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) masih terus melanda sejumlah perusahaan startup. Kali ini badai PHK tengah menerjang platform streaming audio asal Amerika Serikat (AS), Clubhouse.

Melansir CNBC, Jumat (28/4/2023), diketahui bahwa sebelumnya aplikasi ini sempat viral saat masa pandemi. Bahkan saking viralnya, valuasi perusahaan berhasil meningkatkan dari US$ 1 juta menjadi US$ 4 miliar dalam kurun waktu kurang lebih 1 tahun.

Namun seusai pandemi, jumlah pengguna Clubhouse terus mengalami penurunan yang sangat drastis. Hal ini tentu membuat kondisi keuangan perusahaan kian menurun hingga terpaksa harus melakukan PHK masal.

Tidak tanggung-tanggung, rencananya platform berbagi audio tersebut akan melakukan pemangkasan jumlah pegawai hingga 50 persen. Artinya dalam waktu dekat setengah pekerja perusahaan itu akan di-PHK.

Menurut manajemen, PHK terpaksa dilakukan demi mengatur ulang perusahaan pasca COVID-19. Karena itu, Clubhouse perlu berevolusi dan perubahan sulit dilakukan dengan struktur perusahaan saat ini.

Masih ada beberapa perusahaan yang PHK massal, klik halaman berikutnya

  • Amazon

Amazon sebelumnya mengumumkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja kepada 9.000 karyawannya. Divisi yang masuk gelombang berikutnya dalam pengurangan adalah divisi sumber daya manusia (SDM) dan komputasi awan (cloud).

Hal ini diketahui dari pengumuman yang disampaikan oleh CEO Amazon Web Services Adam Selipsky kepada karyawannya. Adapun karyawan yang terkena PHK itu yang berada di Amerika Serikat (AS), Kanada, Kosta Rika, dan negara lainnya.

Dalam pengumuman itu, Selipsky menjelaskan Amazon akan menjamin karyawan yang terkena PHK. Selain karyawan akan mendapatkan pesangon, mereka juga diberi tunjangan asuransi kesehatan, dan dukungan atau akses untuk mendapatkan pekerjaan lainnya.

Diketahui Amazon memang telah melakukan PHK besar-besaran tahun ini, setelah beberapa tahun sebelumnya melakukan rekrutmen besar. Secara total ada 18.000 karyawan yang telah di-PHK dan menjadi catatan sejarah terbesar selama 29 tahun Amazon berdiri. Jumlah PHK itu belum digabungkan dengan 9.000 yang baru akan dilakukan.

  • Lyft

Aplikasi ride-sharing Lyft akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran. Pemangkasan itu dilakukan seminggu setelah perusahaan mengangkat CEO yang baru David Risher.

Melansir CNBC, Sabtu (22/4/2023), seorang juru bicara Lyft menolak mengomentari secara spesifik jumlah karyawan yang dipangkas. Akan tetapi Wall Street Journal melaporkan bahwa perusahaan akan memberhentikan setidaknya 1.200 pekerja, atau sekitar 30% dari 4.000 tenaga kerjanya.

Ini bukan pertama kalinya Lyft melakukan PHK. Perusahaan sebelumnya sudah mengurangi jumlah karyawannya pada November 2022 kemarin, memangkas 700 pekerja atau sekitar 13% dari tenaga kerja.

  • Atlassian

Perusahaan produsen perangkat lunak Atlassian telah mengambil langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sebanyak 500 orang karyawannya. Langkah ini dimaksudkan untuk membantu perusahaan lebih fokus pada bidang-bidang utama seperti migrasi data.

Co-Founder dan Co-CEO Atlassian, Scott Farquhar dan Mike Cannon-Brookes, mengatakan langkah ini dilakukan bukan demi kebutuhan keuangan, melainkan agar perusahaan bisa fokus pada prioritas utama seperti manajemen layanan IT dan membantu pelanggan memindahkan data dari pusat data lokal ke cloud.

Lebih lanjut mereka mengatakan, pemangkasan karyawan ini tidak dilakukan merata di seluruh bagian di perusahaannya. Diperkirakan sebanyak 5% dari keseluruhan karyawan atau tepatnya sebanyak 500 orang terkena imbas dari langkah pemangkasan ini.

  • Yahoo

Perusahaan teknologi Yahoo mengumumkan akan melakukan PHK 20% pegawainya pada akhir tahun ini. Dikutip dari CNN disebutkan, langkah PHK ini ditempuh karena perusahaan ingin melakukan restrukturisasi pada unit periklanan.

Juru bicara Yahoo menyebutkan Yahoo for Business akan dirombak menjadi divisi baru yaitu Yahoo Advertising. Dengan rencana perusahaan ini, Yahoo berencana untuk memangkas pegawai sebanyak 50% yang ada di dalam divisi itu.

Yahoo menyebut, keputusan yang ditempuh untuk PHK ini merupakan hal yang berat. Namun dengan pemangkasan pegawai ini perusahaan yakin bisa memperkuat bisnis untuk jangka panjang.

Axios yang melaporkan PHK ini menyebut akan ada lebih dari 1.600 orang yang di-PHK. Pengumuman PHK ini muncul saat banyak perusahaan teknologi dan media melakukan efisiensi biaya dan penyesuaian dengan kondisi menurunnya belanja iklan digital di tengah ketidakpastian ekonomi global.

  • Zoom

Aplikasi pertemuan daring, Zoom pada Februari 2022 mengumumkan rencana untuk memangkas sekitar 1.300 pekerjanya. Jumlah sebesar itu sama besarnya dengan 15% dari total pekerjanya.

Hal ini diumumkan Zoom lewat postingan blog di situs web perusahaan. CEO Eric Yuan menyatakan saat dunia terus menyesuaikan diri dengan kehidupan setelah pandemi COVID-19, perusahaan perlu beradaptasi dengan ketidakpastian ekonomi global.

Zoom memang mengalami ledakan besar selama pandemi ketika orang-orang dipaksa bekerja dari rumah dan beralih ke perangkat lunak untuk pertemuan lewat video untuk tetap berhubungan dengan kolega kerja, teman, dan keluarga.

Yuan mengatakan PHK yang dilakukan pihaknya itu akan mempengaruhi setiap organisasi di Zoom, dan karyawan yang diberhentikan akan ditawari hingga 16 minggu gaji dan perlindungan perawatan kesehatan.

Dia juga mengatakan dirinya berencana untuk mengurangi gajinya sendiri untuk tahun fiskal mendatang sebesar 98%, dirinya juga melepaskan bonus perusahaan di tahun 2023.

  • eBay

eBay sebelumnya telah mengumumkan rencana untuk memangkas 500 pekerjanya pada February kemarin. Jumlah sebanyak itu sama besarnya dengan 4% dari tenaga kerjanya. Karyawan yang terkena PHK akan diberitahu selama 24 jam setelah pengumuman PHK diumumkan oleh perusahaan.

Dalam sebuah memo kepada karyawan, CEO Jamie Iannone mengatakan perusahaan memutuskan untuk melakukan PHK setelah mempertimbangkan kondisi ekonomi makro global selama beberapa bulan terakhir.

Menurutnya pemangkasan jumlah tenaga kerja akan memperkuat kemampuan eBay untuk memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pelanggannya, dan itu akan membantu eBay fokus pada area yang dapat memberikan dampak paling besar.

  • Pinterest

Pinterest, sebuah platform pencarian gambar yang berbasis di San Francisco, Amerika Serikat, sebelumnya telah melakukan PHK massal terhadap 150 karyawannya demi bisa memangkas biaya operasional. Jumlah karyawan yang kena PHK ini kurang dari 5% dari total pekerjanya yang sebanyak 4.000 orang.

Perusahaan mengumumkan kabar PHK ini ke karyawan pada awal Februari kemarin. PHK ini terjadi di berbagai divisi perusahaan. Manajemen mengatakan langkah PHK ini juga dilakukan sebagai strategi jangka panjang. Manajemen menambahkan perusahaan akan memberikan dukungan pada karyawan yang terdampak PHK melalui paket pesangon, tunjangan dan sejumlah fasilitas lainnya selama masa transisi tersebut.

  • PayPal

Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) masih belum usai. Kali ini, platform transfer uang PayPal akan PHK 2.000 karyawan atau sekitar 7% dari total karyawan.

Hal ini disampaikan oleh Presiden dan CEO PayPal Dan Schulman dalam keterangan tertulisnya. PHK ini dilakukan untuk membatasi pengeluaran yang datang karena inflasi tinggi yang memukul daya beli para konsumen serta adanya ancaman resesi.

Schulman tidak menyebutkan divisi atau wilayah operasional mana yang akan berdampak dari adanya PHK ini. Namun, ia mengatakan bahwa pihaknya akan menginformasikan secara personal kepada karyawan yang terdampak.

  • SAP

Perusahaan software asal Jerman, SAP telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 3.000 karyawan atau sekitar 2,5% dari total tenaga kerjanya secara global pada akhir Januari 2023. PHK terjadi setelah SAP melaporkan peningkatan pendapatan sebesar 30% dalam bisnis cloudnya pada kuartal keempat.

"Kami mengharapkan hanya dampak penghematan biaya yang moderat untuk tahun 2023, dan yang lebih jelas pada tahun 2024, sekitar 300 juta euro hingga 350 juta dalam penghematan tingkat berjalan pada tahun 2024," kata Chief Financial Officer SAP Luka Mucic dikutip dari Reuters, Jumat (26/1/2023).

  • Alphabet - Google

Induk Google (GOOGL) ini memberhentikan 6% pekerja atau setara 12.000 orang di seluruh area dan wilayah. Alphabet merekrut 50.000 karyawan selama pandemi karena tingginya permintaan layanan mereka. Namun ketakutan akan resesi membuat banyak pengiklan mengerem pengeluaran mereka.

Selain itu, secara spesifik raksasa teknologi Google selaku anak usaha melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran terhadap 1.845 karyawannya, atau sekitar 15% dari total pegawainya di negara bagian California, Amerika Serikat.

Pemecatan ini berlaku untuk berbagai posisi, mulai dari direktur hingga tukang terapi pijat 'in-house' Google. Hal ini merupakan PHK masal terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah perusahaan.

  • Microsoft

Raksasa teknologi Microsoft memberhentikan 10.000 karyawan berdasarkan pengajuan sekuritas pada hari Rabu. Secara global, Microsoft memiliki 221.000 karyawan tetap dengan 122.000 di antaranya berbasis di AS.

CEO Satya Nadella mengatakan selama pembicaraan di Davos bahwa tidak ada yang bisa menentang gravitasi dan Microsoft tidak dapat mengabaikan ekonomi global yang melemah.

"Pertama, saat kami melihat pelanggan mempercepat pembelanjaan digital mereka selama pandemi, kami sekarang melihat mereka mulai menguranginya," jelasnya.


Hide Ads