Pemerintah akan melakukan impor beras 1 juta ton lagi dalam rangka antisipasi krisis pangan akibat El Nino. Beras impor itu dibeli dari India.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), Budi Santoso mengatakan saat ini proses pembelian beras dari India itu masih di tahap penyelesaian memorandum of understanding (MoU). Ia memastikan MoU itu akan selesai dalam beberapa hari ini.
"Sebenarnya dari pihak kita sudah selesai tapi tinggal nunggu India. tapi mungkin ini tinggal beberapa hari saja sih selesai. Jadi masih proses bentar lagi selesai. Kalau sudah, tinggal mekanisme impor aja," kata dia saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Rabu (21/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah (pasti impor). Tinggal nunggu MoU, tinggal tanda tangan saja," tambahnya.
Budi juga mengatakan importasi itu akan masuk dalam penugasan ke Perum Bulog. Kemudian setelah MoU selesai, Indonesia bisa merealisasikan impor beras tersebut.
"Kan Bulog itu nanti, itu sudah ditugaskan ke Bulog. Tinggal MoU-nya bentar lagi selesai terus bisa realisasi," ujarnya.
Sebelumnya, mengenai impor beras 1 juta ton dari India itu disampaikan oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas. Ia mengungkapkan hal ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi atas dampak cuaca panas ekstrim atau El Nino.
Dia menyebutkan pihaknya sudah MoU dengan India, jadi sewaktu-waktu Indonesia bisa membeli beras tersebut. "Tapi harga sudah diikat sudah G2G antara pemerintah dengan pemerintah, kita sudah pesan 1 juta (ton)," tambahnya.
Namun saat itu Zulhas menyebut rencana importasi tersebut dilakukan di luar penugasan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) ke Perum Bulog untuk impor beras 2 juta ton sepanjang 2023.
"Iya di luar (penugasan dari Bapanas ke Bulog). Ini baru MoU untuk harga tetap barang ada tapi belum dibeli, tapi sudah ada MoU G2G, jadi kita sudah ada (kesepakatan harga) tahun ini kalau butuh bisa beli. Barangnya sudah ada," jelas Zulhas.
Sebelumnya lagi, pemerintah memang telah mengeluarkan penugasan impor beras kepada Perum Bulog sebanyak 2 juta ton sepanjang 2023.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan impor beras tersebut dilakukan karena kemungkinan akan menghadapi el nino atau kekeringan panjang. Jadi, pasokan tersebut untuk mengantisipasi kekosongan saat musim kekeringan tersebut.
"Itu untuk cadangan Bulog, karena kemungkinan akan ada yang namanya el nino, kering panjang. Sehingga Bulog dan Badan Pangan mempersiapkan diri untuk memperkuat cadangan berasnya," kata Jokowi dalam keterangan pers yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (6/4/2023).
Jokowi menyebut situasi el nino tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia. Sehingga jangan sampai Indonesia membutuhkan stok beras saat semua negara juga mengalami kekeringan.
"Jangan sampai pas sudah musim kering panjang kita bingung mau beli beras ke Thailand, Vietnam, India, Pakistan barangnya nggak ada. ini yang kita hindari. Karena el nino itu tidak di Indonesia saja, di negara-negara itu juga terjadi sehingga itu mengantisipasi," tegasnya.
Dalam kesempatan berbeda, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan kedatangan beras impor itu tidak akan sekaligus mengingat saat ini tengah masa panen raya.
"Izin impor (beras) sudah dikantongi oleh Bulog, tetapi Bulog ini mendatangkannya tidak langsung sekaligus. Jadi kita ini harus juga berempati bahwa kondisi hari ini kan kita sedang panen," kata Arief di Kanwil Perum Bulog, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (6/4/2023).
Lihat juga Video 'Mau Impor Beras Susah, Jokowi Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah':