Terpopuler Sepekan

Korut Lagi Krisis, Gaji Kim Jong Un Jadi Sorotan

Ilyas Fadilah - detikFinance
Sabtu, 24 Jun 2023 12:45 WIB
Foto: KCNA/Reuters
Jakarta - Korea Utara tengah disorot karena dilanda krisis pangan hingga banyak warganya yang meninggal dunia. Krisis ini dipicu oleh keputusan Presiden Korea Utara, Kim Jong Un yang menutup perbatasan untuk merespon pandemi COVID-19.

Dikutip dari BBC, Sabtu (24/6/2023), Kim Jong Un mulai menutup total perbatasan Korea Utara pada 27 Januari 2020 hingga sekarang. Akibatnya suplai makanan dan barang-barang tidak bisa masuk ke negaranya.

Padahal Korut merupakan negara yang belum mampu menghasilkan pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan 26 juta penduduknya. Sebagian besar kebutuhan pangannya didapat melalui impor dari China dan sejumlah bantuan kemanusiaan dari berbagai negara.

Saat itu pemerintah Korut masih sangat mengandalkan impor biji-bijian dari China, pupuk, dan mesin yang dibutuhkan untuk bercocok tanam. Namun semua itu terhenti imbas pandemi dan penutupan perbatasan yang sedari awal sudah sangat ketat di jaga.

Para warganya yang sejak dulu diisolasi dari dunia luar, semakin terkurung di kota mereka. Bahkan para penjaga diperintahkan untuk menembak siapapun bahkan yang mendekati perbatasan.

Akibatnya, krisis pangan yang parah tidak dapat terhindarkan dan tidak sedikit warga negara yang dipimpin oleh Kim Jong Un itu mati karena krisis pangan.

Sementara itu, seorang pekerja konstruksi yang tinggal di dekat perbatasan China mengatakan persediaan makanan sangat sedikit di kawasan tempat tinggalnya, sehingga lima orang di desanya telah meninggal karena kelaparan.

"Awalnya saya takut mati karena Covid, tapi kemudian saya mulai khawatir mati kelaparan," kata pria yang diberi nama samaran Chan Ho.

Gaji dan Harta Kekayaan Kim Jong Un

Di tengah krisis pangan kronis yang menimpa negaranya, diketahui Kim Jong Un dan keluarga hidup dalam kemewahan. Berdasarkan laporan dari Fox Business dan Celebrity Net Worth, disebutkan harta kekayaan yang dimiliki Kim Jong Un mencapai US$ 5 miliar atau setara dengan Rp 74,5 triliun (kurs Rp 14.900).

Sementara itu, dirinya tercatat menerima gaji US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,49 triliun dalam setahun. Bila dihitung per bulan, ia menghasilkan sekitar Rp 124 miliar.

Sekadar informasi data ini didapat dari hasil penyelidikan bersama Korea Selatan dan Amerika pada Maret 2013. Jadi besar kemungkinan bila besaran harta kekayaan yang dimiliki Kim Jong Un ini sudah berubah.

Dalam penyelidikan tersebut, dijelaskan bahwa aset milik Kim Jong Un beserta keluarganya ditemukan di lebih dari 200 rekening bank asing yang berlokasi di seluruh dunia di berbagai negara termasuk Austria, Liechtenstein, Russia, Singapura, China, Swiss, dan Luksemburg. Banyak dari akun ini berlokasi di China dan dilaporkan berisi uang tunai ratusan juta dolar.

Menurut laporan, Kim memiliki hampir 20 istana dan rumah mewah yang tersebar di seluruh Korea Utara untuk penggunaan pribadinya. Dia juga dikatakan memiliki lebih dari 100 mobil mewah, dengan preferensi mobil sport Eropa.

Selain itu, Kim Jong-un memiliki setidaknya satu jet pribadi dan kapal pesiar mewah yang panjangnya lebih dari 100 kaki. Sebagaimana dirinci oleh mantan pemain basket Dennis Rodman, Kim Jong Un menghabiskan sebagian besar waktunya di sebuah pulau pribadi di lepas pantai Korea Utara.

Sementara itu, berdasarkan laporan dari nknews, besaran gaji yang diterima masyarakat Korut telah diatur oleh negara sebelumnya. Secara resmi gaji rata-rata warga negara itu antara 5.000 dan 10.000 won Korea Utara sebulan, kira-kira setara US$ 1-3 (Rp 15.000-45.000).

Jumlah ini tentu sangat kecil mengingat satu kilogram beras di sana berkisar 5.000 won Korea Utara. Artinya besaran gaji mereka sebulan hanya bisa membeli beberapa kilogram beras.

Meski begitu, dikatakan untuk sejumlah profesi khususnya yang berkaitan dengan militer, para pekerja dapat menerima ransum setiap hari secara teratur. Biasanya pemerintah Korut akan memberikan 700 hingga 900 gram sereal untuk setiap karyawan di sektor ini setiap harinya, ditambah dengan 'bekal tambahan' untuk tanggungan keluarga di rumah.

Di luar itu, sejumlah perusahaan di Korut juga memberikan tambahan berupa hasil pangan seperti minyak, kol/kubis, apel, ikan, daging babi, dan sejumlah kebutuhan lainnya.

Tertinggi, beberapa pabrik ada yang membayar bonus tunai kepada karyawan yang jauh melebihi upah formal. Dalam beberapa kasus, besaran bonus ini bisa mencapai US$ 50-70. Biasanya mereka yang mendapat bonus besar ini merupakan para pekerja di sektor padat karya untuk ekspor.


(eds/eds)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork