Teten Masduki Sebut UMKM RI Kalah Jauh dari Vietnam

Teten Masduki Sebut UMKM RI Kalah Jauh dari Vietnam

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 05 Jul 2023 16:09 WIB
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki. (Foto: Shafira Cendra Arini/detikcom)
Jakarta -

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menyampaikan, kondisi UMKM di Indonesia saat ini kalah jauh dari Vietnam. Adapun di Indonesia sendiri, jumlah UMKM yang telah masuk di rantai pasok industri baru sebesar 7%.

"Sayangnya UMKM kita yang sudah masuk dalam rantai pasok industri usaha besar itu masih kecil, kalau tidak salah angkanya 7%. Kalah dengan Vietnam yang sudah 24,7%," kata Teten, di Gedung Smesco, Jakarta Selatan, Rabu (5/7/2023).

Teten menjelaskan, hal ini disebabkan sebagian besar UMKM RI atau sekitar 96% masih memasarkan produknya secara mandiri. Ia berharap ke depan UMKM masuk pasokan industri. Salah satu manfaat UMKM masuk dalam rantai pasok industri ialah juga bisa meningkatkan standar produk tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Planning pemerintah bagaimana UMKM kita berevolusi dari produk-produk teknologi rendah. Tapi kuncinya justru ada di rantau pasok. Jadi industri besar itu harus membagi sebagian pekerjaannya kepada para pelaku UMKM," ujarnya.

Teten sendiri menilai, penting untuk mendorong UKM RI agar semakin matang, salah satunya dengan mendorong para pelaku untuk dapat masuk ke rantai pasok industri. Pasalnya, UMKM punya peran yang besar dalam menjaga stabilitas ekonomi RI hingga mampu mempertahankan pertumbuhan 5% di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global seperti sekarang ini.

ADVERTISEMENT

"Penting untuk UMKM masuk ke rantai pasokan industri. Kenapa penting? Ini untuk membantu mengakses pembiayaan. Kalau ada kepastian barang dibeli, bank maupun modal ventura dan sebagainya pasti akan semakin yakin dan tidak ragu memberikan pinjaman," terangnya.

Di sisi lain, dalam mengakselerasi perkembangan UMKM di Tanah Air, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menetapkan kebijakan belanja pemerintah harus 48% dari UMKM. Berkat dorongan tersebut, secara keseluruhan, ada potensi belanja produk UMKM bahkan bisa tembus hingga Rp 2.000 triliun untuk 2023 ini.

"Saya kira potensi belanja UMKM sangat besar, BUMN bisa Rp 500 triliun untuk beli produk UMKM, IKN bisa Rp 400 triliun, pemerintah bisa Rp 500 triliun, pelaku usaha Rp 400 triliun. Jadi ada potensi bisa Rp 2.000 triliun untuk beli produk UMKM," kata Teten,

(das/das)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads