Desa Tunjungan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah dikenal memiliki wisata alam yang indah. Potensi desa wisata tersebut kemudian diperkuat melalui program Desa BRILian yang mengangkat prospek kuliner komoditas hortikultura yakni buah durian.
Program Desa BRILian dihadirkan oleh BRI sejak tahun 2020. Tujuannya untuk mewujudkan ketahanan ekonomi melalui pemberdayaan potensi desa di Indonesia dengan empat kriteria nilai utama yaitu BUMDes aktif, digitalisasi, keberlanjutan (sustainability) dan inovasi.
Salah satu pelaku UMKM kuliner durian sekaligus Pengawas BUMDes di Desa Tunjungan, Andi Aminuddin menjelaskan desanya selama ini dikenal secara lokal karena menawarkan wisata alam buatan berupa Waduk Greneng yang memiliki fungsi utama sebagai irigasi pertanian. Di sekitarnya, terdapat pula potensi wisata lain seperti Cemoro Pitu dan Kebun Greneng.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena tak sedikit pelaku UMKM di desa tersebut yang telah lama diberdayakan Mantri BRI, potensi wisata baru pun muncul yakni kuliner buah durian. Pihaknya merinci BUMDes Tunjungan selama ini membantu mengelola potensi UMKM di antaranya kerupuk sermier berbahan baku singkong, kerupuk gadung, juga keripik pisang. Terbaru adalah wisata kuliner durian, bahkan kini telah menjadi Kampung Durian.
"Memang masyarakatnya punya kebun durian, sehingga kami namakan Kampung Durian. Melalui Desa BRILian kami kembangkan Kampung Durian tersebut," ujar Andi dalam keterangan tertulis, Senin (10/7/2023).
![]() |
Menurutnya, Kampung Durian baru dibuka awal 2023 setelah BUMDes di sana mendapat suntikan dana melalui program CSR BRI. Awalnya, masyarakat hanya menjual hasil kebun duriannya kepada pengepul. Namun kini perkebunan masyarakat yang memberdayakan sekitar 300 petani tersebut telah bertransformasi menjadi tempat wisata.
Di Kampung Durian Desa Tunjungan, pengunjung dapat menikmati durian di tempat bahkan menunggu durian matang di pohon yang terjatuh.
"Dari bantuan CSR tersebut, kami kembangkan Kampung Durian. Kami kelola kebun warga dan kami jadikan tempat wisata. UMKM lokal jalan semua karena menjadi pelengkap kuliner durian," lanjutnya.
Andi menambahkan kini dirinya sedang merintis produksi dan penjualan coklat durian sebagai salah satu produk unggulan dari sana. Coklat durian ini dibuat tanpa pengawet dengan maksimal ketahanan di freezer selama 1 bulan.
Oleh karena itu, pihaknya saat ini hanya melayani pesanan. Andi pun memasarkan produknya melalui media sosial dengan jumlah terbatas disesuaikan dengan pasokan bahan baku yang sangat bergantung dari musim durian.
Klik halaman selanjutnya >>>
Simak Video "129 Tahun BRI Mewujudkan Inovasi dan Pelayanan Prima untuk Indonesia"
[Gambas:Video 20detik]